Start up Nodeflux mendapat suntikan dana dari East Ventures



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahan rintisan (start up) video analitis cerdas (intelligent video analytics) Nodeflux mengumumkan telah bergabung sebagai salah satu portofolio investasi East Ventures. Artinya East Ventures telah menyuntikan dana segar kepada start up ini dengan jumlah dana yang tidak disebutkan.

“Dengan solusi yang kami kembangkan, CCTV akan memiliki perluasan fungsi untuk menjadi lebih dari sekedar alat untuk melihat dan merekam saja, namun juga dapat memahami lebih lanjut tentang apa yang mereka lihat dan memberikan informasi yang telah diproses dan penting bagi penggunannya," ujar Faris Rahman, CTO Nodeflux dalam keterangan tertulis, Rabu (6/6).

Meidy Fitranto, CEO Nodeflux mencontohkan penggunaan produknya seperti mengidentifikasi tindakan pelanggaran seperti parkir ilegal dan juga mengukur arus lalu lintas kendaraan secara otomatis, juga menganalisis perilaku konsumen di toko ritel.


Sejak tahun lalu, Nodeflux telah bekerjasama dengan pemerintah Kota Jakarta dan Bandung dalam menerapkan konsep smart city. Selain itu, Nodeflux juga bekerja sama dengan Kepolisian Indonesia untuk meningkatkan sistem operasional kepolisian.

“Dengan menggunakan solusi kami, pemerintah mampu memahami lebih dalam mengenai area publik mereka seperti transportasi, manajemen sampah, dan sistem banjir secara real time, memungkinkan mereka untuk membuat keputusan yang lebih tepat dan efisien dengan adanya data,” jelas Meidy.

Nodeflux juga sudah bergabung dengan program Nvidia Inception Program dari Nvidia. Melalui program ini, Nodeflux memiliki keunggulan dengan mempelajari teknologi ini lebih awal, masuk ke pasar terlebih dahulu dan mendapat dukungan besar dari Nvidia dalam mengembangkan teknologi.

Meidy mengklaim produknya mampu bersaing secara hebat dengan perusahaan teknologi asing dari Jepang, Israel, Singapura, China, dan lainnya di pasar.

Lebih jauh lagi, saat ini Nvidia dan Nodeflux tengah dalam proses untuk meningkatkan kemitraan mereka lebih lanjut agar dapat memberikan fleksibilitas yang lebih banyak dan membantu Nodeflux dalam menjangkau pasar global.

Menurut data, industri kecerdasan buatan saat ini berada pada masa peningkatan. Diperkirakan bahwa pasar industri kecerdasan buatan secara global akan mencapai US$ 59 miliar pada tahun 2025 atau sekitar 15 kali lebih besar dari ukuran pasar saat ini.

“Populasi Internet Indonesia menghasilkan data yang sangat besar dan membutuhkan “otak” untuk mengelola informasi dan mengekstrak nilai mereka. Nodeflux berhasil melakukannya. Mereka mengatur dan mengekstrak informasi dari gambar dan video, kemudian melatih mesin pembelajarannya (machine learning) untuk dapat menyelesaikan masalah lokal lintas sektor," ujar Willson Cuaca, Managing Partner East Ventures.

Nodeflux didirikan pada tahun 2016 oleh dua insinyur lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB), Meidy Fitranto dan Faris Rahman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi