Startegi JNE bersaing dengan instant courrier ojek online



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan dibisnis jasa pengiriman dan logistik semakin ketat, sebab tidak hanya pemain lama saja yang bergerak di sektor tersebut.

Provider ojek online juga beberapa waktu belakangan semakin mengembangkan jasa instant courrier untuk dalam kota dengan harga yang kompetitif.

Muhammad Feriadi, Presiden Direktur PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) paham betul kondisi tersebut. Oleh sebab itu, perusahaan akan mengembangkan teknologi otomatisasi baik di front end maupun back end untuk mempersingkat dan lebih kompetitif.


“Kami ingin untuk menjadi tuan rumah di negeri sendiri, saat ini kita tidak di era yang besar kalahkan yang kecil, yang kuat kalahkan yang lemah atau yang lama kalahkan baru. Kita ada di era yang cepat kalahkan yang lambat,” ujarnya di Jakarta, Selasa (31/7).

Asal tahu saja, saat ini pengiriman inbound Jabodetabek mencuil 40% dari porsi pengiriman barang JNE, sedangkan mayoritas sebesar 60% merupakan pengiriman outbond. Oleh karena itu, untuk berkompetisi perusahaan akan mempercepat alur pengiriman barang baik untuk inbound maupun outbond.

Mayland Hendar Prasetyo, Head of Marketing & Communications JNE menyampaikan bahwa saat ini perusahaan sudah memiliki layanan terima barang di hari pengiriman yang sama untuk inbound. Market ini yang juga dimasuki oleh jasa instant courrier ojek online yang melakukan pengiriman dalam kota dengan same day delivery.

“Kami ada layanan super speed itu dalam waktu 4 jam sampai, tetapi memang harganya tidak bersaing karena ada proses-proses yang manual. Makanya kami akan potong lagi prosesnya dengan adanya mega hub ini supaya harganya kompetitif untuk layanan inbound,” tambahnya.

Perusahaan ini juga akan melaukan otomasi pengiriman dengan menggandeng para pelaku e-commerce. Disamping itu juga ada layanan apps yang sudah digunakan oleh 10.000 orang kurir sehingga pengiriman bisa dipantau pelanggan dan tepat, tidak salah alamat.

“Saat ini masih semi otomatis jadi hanya korporasi dan online seller yang ada nomer airbill JNE, kalau tidak terintegrasi itu tidak akan keluar connote label airbillnya ke JNE. Dengan adanya teknologi ini kami akan coba kembangkan otomatisasi dengan pelaku-pelaku e-commerce. Kalau sekrang ada entry manual, nanti kalau label e-commerce ada airbillnya kita bisa full otomatis,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .