KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendanaan terhadap perusahaan rintisan atau startup di Indonesia telah mengalami musim dingin dalam dua tahun terakhir. Jumlah investasi ke perusahaan startup terus mengalami penurunan. Kondisi yang sama terjadi di negara-negara Asia Tenggara. Berdasarkan laporan SE ASIA Deal Review, pendanaan startup di Asia Tenggara pada kuartal I 2024 hanya mencapai US$ 1 miliar, turun 41% secara tahunan. Sementara startup di Indonesia hanya menghimpun modal US$ 91,7 juta atau turun 36% secara tahunan menurut data Tracxn. Penurunan tersebut terjadi karena investor mulai fokus memperhatikan profitabilitas ketimbang pertumbuhan di tengah era suku bunga tinggi. Kendati demikian, penurunan minat investor berinvestasi pada startup tak berlaku di semua sektor. Rupanya, saat ini sektor teknologi ramah lingkungan (greentech) dan sektor dengan model bisnis melakukan penjualan langsung kepada konsumen (direct to customer/D2C) tengah dilirik para investor.
Startup Greentech dan D2C Sangat Dilirik Investor
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendanaan terhadap perusahaan rintisan atau startup di Indonesia telah mengalami musim dingin dalam dua tahun terakhir. Jumlah investasi ke perusahaan startup terus mengalami penurunan. Kondisi yang sama terjadi di negara-negara Asia Tenggara. Berdasarkan laporan SE ASIA Deal Review, pendanaan startup di Asia Tenggara pada kuartal I 2024 hanya mencapai US$ 1 miliar, turun 41% secara tahunan. Sementara startup di Indonesia hanya menghimpun modal US$ 91,7 juta atau turun 36% secara tahunan menurut data Tracxn. Penurunan tersebut terjadi karena investor mulai fokus memperhatikan profitabilitas ketimbang pertumbuhan di tengah era suku bunga tinggi. Kendati demikian, penurunan minat investor berinvestasi pada startup tak berlaku di semua sektor. Rupanya, saat ini sektor teknologi ramah lingkungan (greentech) dan sektor dengan model bisnis melakukan penjualan langsung kepada konsumen (direct to customer/D2C) tengah dilirik para investor.