KONTAN.CO.ID - NUSA DUA. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengajak delegasi negara anggota G20 mengoptimalkan perhelatan Digital Innovation Network (DIN) G20 di Bali pada 3-4 September 2022 sebagai forum untuk menggalang kesepakatan komersial dan kolaborasi inovasi digital. Johnny juga mengajak delegasi dari negara-negara anggota G20 mengoptimalkan Digital Innovation Network (DIN) G20 untuk pemulihan ekonomi global. “Mari kita bersama-sama terus memperkuat sinergi, mewujudkan pemulihan global yang inklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan melalui transformasi digital. Recover Together, Recover Stronger,” kata Johnny dalam sambutan pembukaan DIN G20 yang berlangsung secara hibrida dari The Westin Hotel, Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu (3/9).
Baca Juga: Menkominfo: Startup Peserta DIN G20 Rata-rata Berada pada Tahap Pendanaan Seri A Menkominfo menjelaskan pemulihan ekonomi pasca pandemi akan berlangsung dengan baik jika didukung oleh infrastruktur digital yang berkelanjutan dan aman. Menurutnya, kedua hasl itu menjadi prasayarat untuk menyediakan layanan publik digital yang terjangkau, seraya menyontohkan pengalaman Indonesia. “Ini akan memajukan pertumbuhan inovasi digital. Pada tahun 2021 yang lalu, nilai ekonomi digital Indonesia telah mencapai US$ 70 Miliar dan terus tumbuh berkembang hingga US$ 315,5 Miliar pada tahun 2030. (Itu) yang menghadirkan potensi bagi masa depan ekonomi Indonesia,” tuturnya. Menteri Johnny menjelaskan Indonesia telah berhasil menyumbangkan total dua decacorn dan empat belas unicorn startup dalam lima tahun terakhir. Hal itu menunjukkan bahwa startup kembali meletakkan fondasi yang kuat dari lintasan yang menjanjikan dari jalur pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. “Besarnya potensi ekonomi digital Indonesia ini memotivasi Presidensi G20 Indonesia untuk mengusung G20 DIN sebagai side event dari rangkaian pertemuan Digital Economy Working Group (DEWG), yang mengusung tema The Rise of Digital Economy: Post-Pandemic Recovery and Beyond,” jelasnya. Menkominfo menyatakan potensi tersebut dilatari adanya kemampuan Indonesia mencatatkan startup homegrown yang berkinerja tinggi. “Saat ini Indoensia mencermati bagaimana ekonomi digital Indonesia terus berkembang. Pada tahun 2018, Studi dari Bain memperkirakan pada tahun 2024, kawasan ASEAN akan melahirkan setidaknya 10 (sepuluh) perusahaan teknologi unicorn baru,” ungkapnya. Menteri Johnny meyakini fasilitasi pertemuan pelaku inovasi dari lembaga pemerintah, swasta, startup digital, dan korporasi akan meningkatkan kolaborasi untuk percepatan pertumbuhan ekonomi digital global.
Baca Juga: Buka DIN G20 di Bali, Menkominfo: Digitalisasi Akan Mendorong Ekonomi Masa Depan “Kami percaya penyelenggaraan acara ini akan menjadi katalis penting bagi pertumbuhan ekonomi digital, melalui memperkaya kolaborasi antara startup, venture capital, dan korporasi di skala nasional dan internasional,” ungkapnya. G20 DIN menjadi forum yang mempertemukan para pelaku industri dan inovasi mancanegara untuk saling berkolaborasi showcasing berbagai solusi inovatif dari startup di 5 sektor prioritas yaitu Keserhatan, Energi Terbarukan, Pendidikan dan Teknologi, Keuangan Inklusif, dan Rantai Pasok (Supply Chain). Selain itu menjad forum pertukaran pengalaman dan pengetahuan seputar inovasi solutif yang mendukung pemulihan pasca pandemi Covid-19 serta tempat berjejaring bagi para pelaku industri dari berbagai negara serta membuka peluang kolaborasi dan momentum bisnis. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .