Startup Perikanan Menangkap Potensi Ekonomi Biru



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsep ekonomi biru yang pemerintah usung, khususnya Kementerian Kelautan dan Perikanan, mulai jadi perhatian pebisnis.

Ini adalah konsep ekonomi yang mengoptimalkan sumber kekayaan laut dan tetap menjaga kelestariannya.

Sejumlah usaha rintisan bidang perikanan pun tidak menyia-nyiakan potensi bisnis tersebut. Salah satunya, Fishlog yang fokus sebagai jalur pemasar dan pemasok produk perikanan bagi para pebisnis. 


Chief Executive Officer Fishlog Bayu Anggara menjelaskan, peran Fishlog adalah melakukan digitalisasi gudang-gudang pendingin atau cold storage perikanan. Startup ini ingin menjadi semacam Bulog di bidang perikanan.

Caranya, Fishlog bermitra dengan para pemilik gudang pendingin yang belum memanfaatkan sarana pemasaran digital. 

Harapannya, sistem tersebut bisa membantu para nelayan dan pemilik gudang dalam memanfaatkan peluang bisnis yang ada.

"Kami sudah mendigitalisasi 27 cold storage dengan total kapasitas 5.000 metrik ton," kata Bayu dalam diskusi virtual, Kamis (22/9).

Baca Juga: Startup Akuakultur Indonesia dari Aruna, eFishery, Delos Banjir Pendanaan Investor

Tak mau kalah, Chief Executive Officer Kalikan, Dian Rachmawan bilang, belum lama ini Kalikan menyepakati kerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mengoptimalkan pemasaran ikan hias air tawar di Indonesia.

Salah satu wujud kongsi tersebut adalah menggelar pameran ikan air tawar berskala internasional di Jakarta pada 14-16 Oktober 2022. Selain itu,

Kalikan juga siap memberikan dukungan data yang bisa digunakan sebagai acuan pembuatan regulasi maupun program kerja dalam pengembangan ikan air tawar dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Menurut Public Policy Aruna Rian Fiqi Saputra, konsep ekonomi biru cocok dengan upaya yang perusahaannya lakukan. Yakni, untuk mengetahui sumber tangkapan hasil laut berasal dari wilayah perairan mana. 

Sebab, sebagai marketplace perikanan, Aruna bakal mengidentifikasi terlebih dahulu hasil tangkapan para nelayan bukan berasal dari perairan terlarang. Bukan cuma itu, para nelayan harus memakai alat penangkap yang ramah lingkungan.

Rian mengklaim, dengan sistem tersebut, Aruna bisa menjaring 36.000 nelayan sebagai mitra. Para nelayan yang bergabung dengan startup ini sanggup  meningkatkan penghasilan mereka.

"Pendapatan para nelayan naik tiga kali lipat dari penghasilan mereka semula," ucap Rian.

People Strategic & Development eFishery Dimas Sandya juga mendukung konsep ekonomi biru yang pemerintah kembangkan.

Apalagi, startup ini menyediakan sistem bagi para pembudidaya perikanan hingga membantu pendistribusian hasil budidaya mereka.

"Kami mitra penyedia teknologi bagi para pembudidaya sektor perikanan," ungkap dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon