Startup PINA Raih Suntikan Dana US$ 3 Juta dalam Pendanaan Tahap Awal



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PINA, yang merupakan startup aplikasi manajemen aset keuangan dan keyaanan asal Indonesia, berhasil meraih suntikan dana sebesar US$ 3 Juta dalam putaran pendanaan tahap awal (Seef Funding) yang dipimpin oleh AC Ventures, Vibe.VC, Y Combinator, dengan partisipasi dari XA Network.

Investor terdahulu, seperti 1982 Ventures, dan Prasetia Dwidharma turut berpartisipasi dalam putaran pendanaan ini. Adapun PINA akan menggunakan pendanaan ini untuk mempercepat pengembangan produk, dan meningkatkan pertumbuhan jumlah pengguna.

PINA merupakan aplikasi yang didirikan pada 2021 dan menawarkan solusi penyedia saran dan manajemen keuangan holistik tanpa biaya tinggi dan minimum akun. Akses ke perangkat dan penasihat pengelolaan aset di aplikasi PINA tidak dikarenakan biaya.

PINA hanya akan membebankan biaya pada saat pelanggan melakukan investasi di dalam platform tersebut.

Baca Juga: AC Ventures Tunjuk Mantan CSO Sea Group Jadi Senior Advisor dan Venture Partner

Layanan manajemen aset keuangan dan kekayaan pada umumnya menetapkan biaya yang tinggi dan biaya minimum. Hal ini membuat sebagian besar masyarakat Indonesia tidak dapat menjangkau layanan tersebut.

Di sisi lain, jika calon investor ingin mengelola keuangan mereka secara mandiri, maka mereka harus melakukan berbagai tahapan yang kompleks, mulai dari menavigasi rekening giro, investasi, aplikasi penganggaran, spreadsheet, dan masih banyak lagi.

Namun, PINA sendiri menawarkan para investor layanan penyedia saran dan solusi manajemen investasi secara menyuluh (holistik). Platform ini membawa misi untuk memberdayakan masyarakat Indonesia dalam mencapai kebebasan finansial dengan membuat keputusan keuangan yang rumit menjadi sederhana dan relavan.

Melalui aplikasi ini, pengguna dapat menautkan semua akun aset mereka untuk memudahkan pengelolaan aset di satu tempat, dan memanfaatkan data tersebut untuk otomatisasi tujuan tabungan dan investasi yang telah mereka tetapkan.

"Kami melihat jika masih banyak masyarakat Indonesia yang belum memiliki akses layanan manajemen aset, baik dalam hal akses ke penasihat keuangan, maupun produk," ujar Co-Founder PINA Daniel van Leeuwen dalam keterangan resminya, Senin (4/7).

Pendiri & Managing Partner AC Ventures Adrian Li menilai, adanya adopsi massal transaksi non tunai seiring dengan peningkatan sejumlah individu dengan kekayaan fantastis di Indonesia, telah memungkinkan munculnya peluang miliaran dolar baru untuk platform pengelolaan kekayaan yang menawarkan berbagai layanan, termasuk pengelolaan aset dan investasi.

"Tim di PINA memiliki pengetahuan dan koneksi mendalam mengenai industri jasa keuangan, menjadikan PINA sebagai salah satu perusahaan paling menjanjikan di bidangnya," ujar Adrian Li.

PINA sendiri didirikan oleh empat orang yang sudah berpengalaman di bidangnya, yaitu Daniel van Leeuwen yang merupakan mantan Country Marketing Head Grab Indonesia. Kemudian, Fajar Kuntoro yang merupakan mantan kepala teknologi dan teknik di Mirum.

Baca Juga: AC Venture Pimpin Putaran Pre-Seed Funding untuk Broom Senilai US$ 3 Juta

Dua orangnya lagi adalah Christian Hermawan, yang merupakan mantan Direktur Sucorinvest Investment Management. Sementara, Hendy Chou adalah pemimpin produk dan Product Design Lead di Zenius sebelum mendirikan PINA.

Saat ini, PINA memiliki lebih dari 25 ribu pengguna, dan lebih dari US$ 4,1 juta Asset Under Management (AUM). Dalam waktu tiga bulan setelah peluncuran produknya, perusahaan ini berhasil menunjukkan daya tarik yang kuat, di mana AUM mereka tumbuh 2x lipat pada Februari 2022 dan 18x lebih besar pada Maret 2022.

Perusahaan startup ini akan menggunakan pembiayaan ini untuk mempercepat pertumbuhan pelanggan dan peningkatan produk dengan perluasan jangkauan, fitur konsultasi dan investasi, serta membangun layanan pelengkap seperti akses ke pelatihan karir, Perencana Keuangan Bersertifikat, dan penyelenggaraan acara khusus member eksklusif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto