KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Startup Pinhome, yang bergerak di bidang platform jual, beli, dan sewa properti, menargetkan perluasan pangsa pasar di tahun 2024. CEO Pinhome Dayu Dara Permata mengatakan, hingga hari ini Pinhome sudah menggalang lebih dari Rp 1 triliun pendanaan dari modal ventura lokal, regional, dan global yang memiliki pengalaman menyokong berbagai bisnis berbasis teknologi. Menurutnya, modal ventura merupakan sumber pendanaan penting bagi startup teknologi seperti Pinhome. Pinhome pun akan selalu terbuka untuk mengeksplorasi kerjasama pendanaan dengan modal ventura yang memiliki visi yang sama untuk membangun industri properti dan jasa finansial teknologi di Asia Tenggara, khususnya Indonesia.
“Saat ini kami masih fokus untuk meningkatkan market share, mencapai target profitabilitas, dan terus menyempurnakan pengalaman pengguna untuk merealisasi visi dan misi Pinhome dalam memberikan akses atas hunian dan kepemilikan properti untuk orang Indonesia & UMKM Indonesia,” jelas Dara kepada Kontan, Kamis (10/10).
Baca Juga: 41 Juta Generasi Sandwich Sulit Miliki Rumah, Pinhome Tawarkan Solusi Mencari Rumah Dara mengatakan, ketika ada kenaikan suku bunga biasanya ada penundaan pengajuan kredit pemilikan rumah (KPR) atau kredit pemilikan apartemen (KPA). Lalu jika ada penurunan suku bung, biasanya ada peningkatan pembelian properti atau pengajuan KPR. Berdasarkan data Pinhome, terjadi peningkatan 8% dalam pembelian rumah dengan harga menengah ke bawah pada kuartal II-2024 dibanding kuartal I-2024. Data menunjukkan bahwa mayoritas pembelian terkonsentrasi di Kabupaten Bogor dan Kota Bogor sebanyak 56% dari total pembelian. Bekasi sebanyak 23%, Depok sebanyak 11%, Tangerang sebanyak 8%, dan Jakarta yang hanya 2%. Namun, untuk segmen rumah mewah yang mencakup properti dengan harga di atas Rp 3 miliar mengalami penurunan drastis hingga 26%. “80% dari pembeli rumah di Pinhome adalah pembeli rumah pertama,” ujar Dara. Dara mengatakan, transaksi pembelian di Pinhome dua kali lebih cepat dibanding transaksi secara tradisional. Dia bilang jika transaksi tradisional property biasanya mulai dari pencarian rumah, perhitungan dana, sampai akhirnya akad properti bisa memakan waktu enam bulan. “Di Pinhome hanya satu sampai tiga bulan saja,” kata Dara. Ke depan, Dara mengatakan, Pinhome terus melakukan peningkatan kualitas informasi di segala lini. Hal ini untuk mencegah adanya hal – hal aneh yang terjadi. Misalkan ada properti yang tidak akurat, atau harga properti yang tidak akurat. Atau misalkan properti yang ditawarkan tidak untuk sewa, tetapi untuk sewa. “Kita juga mau melindungi konsumen. Kualitas informasinya kita terus jaga, kita scan, revisi, dan kita blok atau suspen kalau ada yang tidak sesuai dengan standar kualitas atau integritas informasi,” jelas Dara. Selain itu, Pinhome juga sedang menjajaki potensi untuk bisa membantu digitalisasi properti di IKN. Meski begitu, pihaknya juga menunggu perkembangan pembangunan IKN yang saat ini berada di tahap awal. “ Ini mungkin masih di awal karena IKN juga saat ini masih di awal pembangunan. Tapi mudah – mudahan berangsur-angsur properti nya pun bisa digitalisasi,” ucap Dara.
Seperti diketahui, hingga Juni 2024, Pinhome telah diunduh lebih dari 2,5 juta pengguna, bekerjasama dengan lebih dari 28.000 agen properti, dan menawarkan lebih dari 1,2 juta listing properti di 90% wilayah Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat