Stasiun luar angkasa China Tiangong-1 jatuh ke Bumi Senin besok



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Laboratorium luar angkasa milik China yang dibebastugaskan, Tiangong-1 akan memasuki atmosfer bumi hari Senin (2/4).

Mengutip Channel News Asia, Minggu (1/4), badan antariksa Eropa atau European Space Agency (ESA) Tiangong-1 masuk atmosfer bumi lebih lambat dari perkiraan sebelumnya, yakni hari Minggu.

Dalam laporannya hari Sabtu (31/3), ESA mengatakan cuaca ruang yang lebih tenang sekarang diharapkan aliran partikel surya berkecepatan tinggi tidak menyebabkan peningkatan kepadatan atmosfer. Sebab, peningkatan kepadatan semacam itu akan menarik pesawat luar angkasa lebih cepat.


Pihak berwenang China mengungkapkan, jatuhnya satelit Tiangong-1 tidak akan menimbulkan kerusakan, karena saat memasuki atmosfer Tiangong-1 akan hancur karena tekanan atmosfer.

Justru, China Manned Space Engineering Office (CMSEO) mengungkapkan laboratorium luar angkasa dengan bobot 8 ton ini akan jatuh dengan memberikan "pertunjukan" layaknya hujan meteor.

Dalam unggahannya di media sosial WeChat, CMSEO mengungkapkan, Tiangong-1 tidak akan menabrak Bumi dengan keras seperti dalam film fiksi ilmiah, tetapi berubah menjadi hujan meteor yang indah.

Tiangong-1 ditempatkan di orbit pada September 2011 dan telah dijadwalkan untuk masuk kembali secara terkontrol, tetapi berhenti berfungsi pada Maret 2016. Seorang insinyur luar angkasa Cina membantah awal tahun ini bahwa Tiangong-1 di luar kendali.

"China akan meningkatkan upaya untuk berkoordinasi dengan Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Urusan Luar Angkasa saat Tiangong-1 mendekati, kata juru bicara kementerian luar negeri Lu Kang kepada wartawan pada hari Jumat, dilansir dari Channel News Asia.

Untuk mengganti Tiangong-1, China telah mengirim laboratorium lain, Tiangong-2, ke orbit pada September 2016 sebagai batu loncatan menuju tujuannya memiliki stasiun luar angkasa yang diawaki pada 2022.

Beijing melihat program luar angkasa bernilai miliaran dollar sebagai simbol kebangkitan negara itu. China pun berencana mengirim misi berawak ke bulan di masa depan.

Editor: Yudho Winarto