JAKARTA. Pengeboran pada dua sumur eksplorasi yang dilakukan Statoil dan Pertamina Hulu Energi (PHE) di blok Karama, Sulawesi Barat gagal menemukan minyak dan gas (migas). Akibatnya, ke dua perusahaan merugi hingga ratusan juta dolar. "Blok Karama masih dieksplorasi dan masih akan dibor satu kali (satu sumur) lagi. Hasil pengeboran sebelumnya belum berhasil menemukan hidrokarbon secara signifikan," kata Widhyawan Prawiraatmadja, Deputi Perencanaan Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) kepada KONTAN, belum lama ini. Widhyawan mengatakan, pengeboran dilakukan di laut dalam (off shore) sehingga menelan biaya yang cukup besar. "(Jumlah) persisnya saya tidak ingat, (tetapi) sekali pengeboran mencapai puluhan juta dolar," terangnya.
Statoil dan PHE gagal temukan migas di blok Karama
JAKARTA. Pengeboran pada dua sumur eksplorasi yang dilakukan Statoil dan Pertamina Hulu Energi (PHE) di blok Karama, Sulawesi Barat gagal menemukan minyak dan gas (migas). Akibatnya, ke dua perusahaan merugi hingga ratusan juta dolar. "Blok Karama masih dieksplorasi dan masih akan dibor satu kali (satu sumur) lagi. Hasil pengeboran sebelumnya belum berhasil menemukan hidrokarbon secara signifikan," kata Widhyawan Prawiraatmadja, Deputi Perencanaan Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) kepada KONTAN, belum lama ini. Widhyawan mengatakan, pengeboran dilakukan di laut dalam (off shore) sehingga menelan biaya yang cukup besar. "(Jumlah) persisnya saya tidak ingat, (tetapi) sekali pengeboran mencapai puluhan juta dolar," terangnya.