KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten properti PT Intiland Development Tbk. (DILD) menyatakan bahwa pembangunan proyeknya di Ibu Kota Nusantara (IKN) masih terus berjalan. Direktur DILD Archied Noto mengatakan bahwa Perusahaan masih positif dan melanjutkan pembangunan proyek di IKN. Di sisi lain, status IKN belum juga jelas karena kegiatan pemerintahan masih berpusat dan fokus di Jakarta, belum dipindahkan ke IKN. Asal tahu saja, DILD melalui entitas anak PT Adiwarna Harapan Nusantara, mempunyai tiga proyek di IKN.
Corporate Secretary DILD Theresia Rustandy menambahkan, Perusahaan yakin Pemerintah berkomitmen terhadap kelanjutan pembangunan IKN.
"Arahan Presiden untuk menyelesaikan gedung legislatif dan yudikatif dalam dua tahun mencerminkan target jelas yang bertujuan memastikan operasional penuh ibukota di IKN," papar Theresia kepada Kontan, Kamis (21/11). Ia melanjutkan, saat ini Perusahaan masih melalui tahap persiapan dan finalisasi perencanaan pembangunan gedung
mixed use, bernama Grand Whiz Nusantara.
Baca Juga: Strategi Intiland (DILD) Capai Target Marketing Rp2,2 Triliun Diakhir Tahun 2024 Theresia menambahkan, proyek pertama yakni pengembangan kawasan
mixed-use Grand Whiz Nusantara yang mengintegrasikan fasilitas hotel,
serviced apartment, area ritel, pusat olahraga, dan fasilitas
food and beverage. Kawasan
mixed-use Grand Whiz Nusantara dibangun di lahan seluas 0,72 hektare. Ini terdiri dari 50 unit
serviced apartment, 50 unit hotel,perkantoran, area ritel, gym dan kolam renang, serta fasilitas
food and beverage. "Desain Grand Whiz Nusantara memaksimalkan penggunaan bukaan pada fasad bangunan untuk meningkatkan sirkulasi udara dan pencahayaan alami," ungkapnya. Grand Whiz Nusantara juga menempatkan secara khusus tanaman-tanaman yang berfungsi sebagai shading untuk memberikan keteduhan dan kenyamanan. Tersedia pula akses pejalan kaki yang nyaman dan terintegrasi sebagai konektor yang mempermudah mobilitas dan meningkatkan interaksi antar pengguna. Grand Whiz Nusantara mengalokasikan 47% dari luas area lahan untuk ruang terbuka hijau yang dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka untuk area sosialisasi publik serta fasilitas-fasilitasnya yang dapat diakses dan digunakan oleh semua kalangan. Proyek kedua adalah Nusantara Quarter, sebuah pengembangan kawasan T
ransit-Oriented Development (TOD) yang mengintegrasikan hunian, perkantoran, dan area komersial dengan akses transportasi publik. Pengembangan kawasan TOD Nusantara Quarter di lahan seluas 6,7 hektare. Mengedepankan aspek integrasi dan fungsionalitas antar bangunan, kawasan TOD ini dibangun dengan keunggulan konsep yang mengutamakan aspek transit interchange,
walkable, area terbuka hijau, dan berkelanjutan. Grand Whiz Nusantara juga menempatkan secara khusus tanaman-tanaman yang berfungsi sebagai shading untuk memberikan keteduhan dan kenyamanan. Tersedia pula akses pejalan kaki yang nyaman dan terintegrasi sebagai konektor yang mempermudah mobilitas dan meningkatkan interaksi antar pengguna.
Baca Juga: Dirut Intiland Development Lepas Kepemilikan 260 Juta Saham DILD, Ada Apa? Grand Whiz Nusantara mengalokasikan 47% dari luas area lahan untuk ruang terbuka hijau yang dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka untuk area sosialisasi publik serta fasilitas-fasilitasnya yang dapat diakses dan digunakan oleh semua kalangan. Proyek kedua adalah Nusantara Quarter, sebuah pengembangan kawasan
Transit-Oriented Development (TOD) yang mengintegrasikan hunian, perkantoran, dan area komersial dengan akses transportasi publik. Pengembangan kawasan TOD Nusantara Quarter di lahan seluas 6,7 hektare. Mengedepankan aspek integrasi dan fungsionalitas antar bangunan, kawasan TOD ini dibangun dengan keunggulan konsep yang mengutamakan aspek transit interchange, walkable, area terbuka hijau, dan berkelanjutan. Rencana awal pengembangan meliputi gedung perkantoran yang menempati area sekitar 2,2 hektare. Lalu, apartemen dengan luas lahan sekitar 3,3 hektare, dan low-rise development untuk ritel atau komersial di lahan sekitar 1,2 hektare, serta plaza atau area publik terbuka hijau yang menempati areasampai dengan 46% dari total luas area. "Pengembangan kawasan TOD akan meningkatkan aksesibilitas pejalan kaki menuju simpul-simpul transportasi publik yang tersedia. Kami mengembangkan titik-titik ruang terbuka yang dirancang untuk menciptakan suasana kawasan yang hijau dan rimbun," katanya. Proyek ketiga yakni kawasan perumahan dengan fasilitas lapangan golf bernama Royale Nusantara Golf Resort & Residence. Dalam pengembangan proyek ini, Intiland akan membangun Royale Nusantara Golf
Resort & Residence, sebuah kawasan hunian yang dilengkapi dengan fasilitas lapangan golf seluas sekitar 200 hektare. Sebesar 70% di antaranya diperuntukkan sebagai ruang terbuka hijau. Menempati area lahan seluas 100 hektare, lapangan golf 18 holes ini dapat dikembangkan hingga 27 holes. Sementara untuk kawasan hunian akan menempati area lahan seluas 100 hektare yang akan dapat menyediakan sekitar 800 hingga 1.000 unit rumah. Pengembangan lapangan golf berskala internasional ini, kata Theresia, akan menjadi salah satu daya tarik bagi penggemar olahraga golf dari dalam dan luar negeri. Keberadaan fasilitas ini diharapkan turut menjadikan IKN sebagai kota kelas dunia yang bisa menjadi destinasi sekaligus memberikan kontribusi terhadap perekonomian Ibu Kota Nusantara. "Kami berharap pembangunan proyek-proyek ini berjalan lancar dan sesuai dengan target yang telah ditetapkan," ujarnya. Dalam pengembangan proyek-proyek di IKN, Intiland menjalin sinergi strategis dengan PT Abdael Nusa dan CAMC Engineering Co, Ltd. Asal tahu saja, PT Inti Kolaborasi Nusantara adalah entitas yang mempersiapkan proyek-proyek Intiland di IKN. PT Abdael Nusa merupakan pengembang properti yang memiliki sejumlah proyek perumahan dan hospitality di Surabaya, Jakarta, dan Bali. Sementara CAMC Engineering Co., Ltd. (CAMCE) adalah perusahaan internasional asal China yang berkecimpung di bidang konstruksi, teknik, dan manajemen proyek. "Kolaborasi ini menggabungkan pengalaman, kompetensi, dan visi bersama untuk dapat memberikan kontribusi positif dalam pembangunan IKN," papar Theresia.
Baca Juga: Anggaran Lebih dari Rp 140 Triliun Sudah Mengalir untuk Pembangunan IKN Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Sulistiowati