Status Pandemi Dicabut, Bagaimana Efeknya Pada Pasar Keuangan dan Saham?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. World Health Organization (WHO) resmi mencabut status pandemi Covid-19 menjadi endemi. Namun, pengumuman ini tidak memberikan efek begitu banyak. 

Pasalnya, pelaku pasar dan pelaku industri sudah melakukan kegiatan seperti kondisi pra-pandemi. Terlebih, pemerintah sudah mencabut ketentuan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada akhir 2022. 

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menilai sejauh ini pencabutan status ini akan menjadi sentimen positif.


“Namun secara sentimen jangka pendek saja. Apalagi beberapa pekan terakhir, kasus Covid-19 kembali mengalami kenaikan,” ucap Nico saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (7/5). 

Baca Juga: IHSG Berpotensi Rebound, Cermati Rekomendasi Saham Untuk Senin (8/5)

Selain itu, pasar saham akan dipengaruhi oleh tren inflasi, invasi geopolitik, laju tingkat suku bunga, perlambatan ekonomi global hingga resesi. Untuk jangka pendek dalam sepekan ke depan, dirilisnya beberapa data ekonomi. 

Senada, Direktur Anugerah Megah Investama, Hans Kwee menilai pencabutan status ini relatif kecil ke pasar keuangan, khususnya pada saham hingga pergerakan nilai tukar Rupiah. 

“Dampaknya relatif kecil. Sekarang pasar tengah fokus pada krisis perbankan dan plafon utang di Amerika Serikat (AS) serta kebijakan bank sentral AS, Eropa dan Indonesia” ucap Hans.

Untuk itu, Hans memproyeksikan IHSG akan bergerak dalam rentang 6.773 sampai 6.865 untuk sepekan mendatang. Sementara, Nico memproyeksikan IHSG bergerak di kisaran 6.745-6.875. 

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham untuk Pekan Depan, IHSG Diproyeksi Rebound

Namun Praska Putrantyo, CEO Edivisor Profina Visino menilai perubahan status ini tidak akan berpengaruh pada pergerakan pasar saham hingga nilai tukar rupiah. 

Dia menilai sentimen pandemi sudah mulai meredam seiring dengan melandainya kasus Covid-19, bahkan jauh sebelum pencabutan kebijakan PPKM. 

“Apalagi sektor riil sudah merespons dengan kenaikan aktivitas ekonomi, pada akhirnya laju inflasi yang meningkat menunjukkan pelaku ekonomi telah mengantisipiasi perubahan ini,” pungkas Praska. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati