Steel Pipe Industry (ISSP) Revisi Target Pertumbuhan Penjualan Jadi 5% Tahun Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Steel Pipe Industry of Indonesia (ISSP) berusaha memperkuat kinerja bisnisnya di tengah persaingan pasar yang ketat seiring banyaknya produk baja impor yang membanjiri Indonesia.

Corporate Secretary ISSP Johannes W. Edward mengatakan, kinerja penjualan ISSP sempat merosot sampai lebih dari 20% pada kuartal I-2024 karena terdampak oleh sikap wait and see para pelaku usaha selama tahun politik. Beruntung, selisih penurunan penjualan tersebut berhasil dipangkas hingga menyisakan 5%--8% saja.

"Kami melihat masih ada pelaku usaha yang bersikap wait and see untuk mengetahui postur susunan kabinet sebelum mengambil keputusan investasi," ujar dia, Jumat (11/10).


Manajemen ISSP pun melakukan penyesuaian target pertumbuhan kinerja penjualan menjadi 5% pada akhir tahun 2024, dari target sebelumnya yakni 10%. Adapun sektor yang paling mendukung pertumbuhan kinerja ISSP adalah infrastruktur dan telekomunikasi.

Baca Juga: Harga Baja Naik, Ini Strategi Steel Pipe Industry (ISSP) dan Krakatau Steel (KRAS)

Untuk mendongkrak penjualan, ISSP konsisten dengan intens memberikan edukasi kepada para konsumen dan calon konsumen. Sebab, masih banyak konsumen yang salah kaprah dalam mentelorensi aspek kualitas pada produk baja. Pemahaman yang baik terkait kualitas produk diharapkan akan meningkatkan loyalitas konsumen terhadap ISSP.

Selain itu, ISSP juga telah melakukan berbagai inisiatif untuk menekan biaya operasi sekaligus mempertahankan profitabilitas. "Memang, adanya pelemahan kurs rupiah beberapa waktu lalu cukup memberatkan bagi perusahaan, namun secara umum kami cukup yakin dapat mengefisienkan biaya," kata Johannes.

ISSP juga mewaspadai ancaman banjir impor pipa baja dari China, meski saat ini belum terlalu banyak. Walau begitu, risiko masuknya pipa impor yang tidak dilaporkan secara benar demi menghindari bea masuk dan tarif antidumping akan sangat merugikan para produsen baja nasional, termasuk ISSP.

Ancaman lainnya datang dari relokasi pabrik pipa yang dimiliki secara tidak resmi oleh Warga Negara Asing (WNA) serta memiliki tingkat kepatuhan yang rendah terhadap aspek keselamatan kerja, perizinan, ketenagakerjaan, perpajakan, dan lain-lain.

"Langkah antisipasi kami antara lain mempererat hubungan dengan konsumen dan memperluas jangkauan distribusi," tutur dia.

Terkait distribusi, ISSP telah menuntaskan pembangunan gudang di Gresik yang berfungsi sebagai salah satu pusat distribusi perusahaan yang melayani pengiriman produk melalui jalur Pantura. Dengan adanya gudang tersebut, diharapkan biaya logistik atas pengiriman produk bisa ditekan secara signifikan.

Pembangunan gudang tersebut menggunakan sebagian capital expenditure (capex) atau belanja modal ISSP pada 2024 yang berjumlah Rp 200 miliar.

 
ISSP Chart by TradingView

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat