KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (
ISSP) mengupayakan hasil akhir yang positif di pengujung tahun ini.
Maklumlah, kinerja ISSP di 2024 tertekan akibat penurunan harga baja global, sehingga pihaknya mesti melakukan penyesuaian
average selling price (ASP). Jika diperinci, pendapatan ISSP per kuartal III-2024 tercatat mencapai Rp 4,31 triliun atau turun 9,69%
year on year (YoY) dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 4,77 triliun.
Corporate Secretary & Investor Relations ISSP Johannes Edward mengatakan sebenarnya tren perbaikan kinerja sudah mulai terlihat sejak April 2024 lalu, di mana gap volume penjualan di tahun ini dan tahun 2023 sudah dapat diperkecil.
Baca Juga: Harga Komoditas Masih Lumer, Prospek Emiten Baja Belum Tokcer Namun memang untuk nilai penjualan, angkanya menurun lantaran penyesuaian ASP yang dilakukan terkait dengan penurunan harga baja global.
“Sehingga untuk kami, nilai penjualan bukanlah ukuran, namun berfokus pada volume dan tentunya laba bersih,” ungkap Johannes, kepada Kontan.co.id, Senin (23/12). Untuk itu, ISSP pun memproyeksikan nilai penjualan hingga akhir 2024 akan sama dengan 2023. Namun untuk laba bersih masih diupayakan bertumbuh dibandingkan sebelumnya.
Baca Juga: Steel Pipe Industry (ISSP) Bidik Pertumbuhan Laba 20% Sebagaimana direncanakan, capex sudah terserap 85% dan dipergunakan untuk pembangunan gudang, pembelian lahan, peremajaan mesin dan
maintainance capex lainnya ISSP menyiapkan alokasi belanja modal atau
capital expenditure (capex) Rp 200 miliar tahun ini. Adapun, dana capex tersebut sudah terserap sekitar 85% atau setara Rp 170 miliar.
“Capex dipergunakan untuk pembangunan gudang, pembelian lahan, peremajaan mesin dan
maintainance capex lainnya,” kata Johannes.
Baca Juga: Penjualan Membaik, Steel Pipe Industry (ISSP) Fokus Jaga Kinerja Manajemen ISSP juga memberikan pandangannya terkait prospek bisnis tahun depan. Dia menyebut, kenaikan PPN 12% akan berpengaruh secara nasional, bukan hanya kepada ISSP.
Meski demikian, melihat
target pertumbuhan pemerintah yang dipatok di angka 8% menjadi peluang positif bagi Spindo untuk meningkatkan kinerjanya di tahun depan.
Laba bersih ISSP menyusut 1,5% YoY menjadi Rp 358 miliar hingga akhir kuartal III-2024. Hal ini disebabkan oleh biaya penerbitan obligasi dan berkurangnya keuntungan selisih kurs.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati