Sterling berpotensi menguat



JAKARTA. Poundsterling cenderung melemah terhadap sejumlah mata uang utama. Ekspektasi yang muncul terhadap perekonomian Inggris pada kuartal-IV yang diprediksi akan tumbuh belum sanggup mengangkat sterling.

Pasangan EUR/GBP, Jumat (9/11), naik 0,24% menjadi 0,79949. Pairing GBP/USD menjadi 1,5896 atau turun 0,55% dan pasangan GBP/JPY melemah 0,52% menjadi 126,359. 

Pada kuartal III/2012 lalu, produk domestik bruto (GDP) Inggris naik 0,8%. Itu merupakan kenaikan tercepat kuartalan sejak kuartal III/2007. Bank of England (BoE) akan fokus memberi dukungan pada perbankan dengan memberikan kredit untuk menggenjot pertumbuhan Inggris. "Ekonomi Inggris tampaknya sedikit lebih baik ketimbang kondisi di zona Eropa," ujar Jeremy Stretch, Head of Foreign-Excnhage Strategy Bank of Commerce kepada Bloomberg.


Analis Monex Investindo Futures, Daru Wibisono, menjelaskan, sejatinya pergerakan euro masih melemah terhadap sterling sejak pertengahan Oktober. Hal ini disebabkan belum kuatnya pondasi fundamental ekonomi masing-masing kawasan Eropa.

Tapi, sterling masih cenderung lebih stabil dibandingkan euro. Mata uang 17 negara zona euro itu tertekan setelah Presiden European Central Bank (ECB), Mario Draghi, memberikan proyeksi pemangkasan pertumbuhan ekonomi lebih lanjut di zona Euro. Kondisi ini membuat euro semakin lesu.

“Beberapa anggota Uni Eropa masih terbelit krisis utang. Yunani juga masih menanti kepastian mendapatkan bailout. Dengan demikian, investor masih enggan mengoleksi euro,” ujar Daru.

Nanang Wahyudin, Analis SoeGee Futures, menambahkan, ketidakpastian di Uni Eropa masih akan memberi keuntungan bagi sterling. Di AS, bursa Wallstreet akan kembali rebound pasca terkoreksi. Ini akan melemahkandollar AS. "Sekaligus memberi sentimen positif bagi sterling," ujar Nanang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini