Sterling gagal jaga posisi di hadapan greenback



JAKARTA. Di saat The Fed semakin di atas angin dengan peluang kenaikan suku bunganya, Bank of England pun diterpa kemungkinan kenaikan suku bunga yang kian mengecil.

Efeknya, GBP/USD harus merunduk.

Mengutip Bloomberg, Rabu (25/11) pukul 17.35 WIB pairing GBP/USD pun tergelincir 0,15% di level 1,5061 dibanding hari sebelumnya.


Menurut Gema Goeyardi, Analis dan Direktur PT Astronacci International Futures dari sisi ekonomi Inggris, sterling sedang tidak diuntungkan.

Inflasi Inggris dua bulan berturut-turut mengempis.

Dalam laporan resminya, Biro Statistik Inggris (ONS) mengumumkan bahwa tingkat inflasi konsumen Inggris belum beranjak dari level musiman yang disesuaikan yakni -0,1% bulan Oktober lalu.

Angka tersebut sejalan dengan prediksi dan tidak berubah dibandingkan inflasi konsumen pada bulan September.

Untuk basis bulanan (MoM), CPI Inggris naik 0,1% pada bulan Oktober sesuai dengan prediksi dan setelah menurun 0,1% pada bulan sebelumnya.

“Ini mengindikasikan Inggris masih dibayangi deflasi sehingga menipiskan peluang kenaikan suku bunga Bank of England dalam waktu dekat,” jelas Gema.

Dengan itu, tidak heran sterling pun tertekan.

Sementara dari sisi USD masih ditopang oleh data GDP yang positif di kuartal tiga.

Data revisi GDP AS kuartal tiga 2015 dirilis positif naik dari 1,5% ke level 2,1%.

Di luar keadaan geopolitik global yang menjadikan USD bak primadona.

"Posisi GBP masih sulit untuk ungguli USD," tambah Gema.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto