Sterling makin perkasa



JAKARTA. Poundsterling menguat terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Sinyal Bank of England (BoE) yang akan tetap menahan suku bunga acuan di level rendah menjadi salah satu penyebab.

Pasangan GBP/USD, kemarin (22/11) pukul 17:16 WIB, menguat 0,02% menjadi 1,5956. Pairing GBP/JPY malah menanjak 0,25% ke level tertinggi selama enam bulan terakhir menjadi 131,965 dari sehari sebelumnya.

Mata uang yen tertekan oleh kondisi ekonomi di dalam negeri itu. Ekspor Jepang sepanjang Januari–Oktober 2012 turun 2,3% dari periode yang sama di 2011 menjadi US$ 653 miliar.


Sedangkan, pasangan EUR/GBP menguat 0,26% menjadi 0,80631. Sterling sedikit tertekan terhadap euro sebelum data industri Inggris dirilis. Padahal, prediksi 15 ekonom yang disurvei Bloomberg menunjukkan, indeks pemesanan pabrik dari The Confederation of British Industry (CBI)  akan naik menjadi minus 20 dari minus 23.

Ian Stannard, Kepala Strategi Mata Uang Eropa di Morgan Stanley kepada Bloomberg  bilang, meski sejumlah sentimen mendukung penguatan sterling, tapi investor masih akan menunggu sejumlah indikator ekonomi Inggris seperti CBI.

Untuk mendukung pemulihan ekonomi, Bank sentral Inggris masih membuka kesempatan untuk stimulus lanjutan. Ini tampak dari keputusan Bank Sentral Inggris yang akan menambah 25 miliar poundsterling dalam target pembelian obligasi menjadi 400 miliar poundsterling.

Analis Harvest Futures International, Ibrahim, menambahkan, penguatan sterling juga terimbas dari penundaan bailout bagi Yunani. Putusan menteri keuangan Eropa tersebut membuat euro melemah terhadap segala mata uang utama termasuk sterling.

Ditambah lagi, data manufaktur China menunjukkan hasil positif. Ini mengindikasikan bahwa ekonomi China makin membaik. Dengan begitu, ekspektasi China akan melakukan impor lebih besar dari Eropa makin besar.  "Potensi dana segar dari China masuk ke Eropa termasuk Inggris, bisa terus menaikkan sterling," kata Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini