Sterling tetap perkasa di hadapan aussie



Sterling tetap Perkasa Atas Aussie di Tengah Data yang Tak Menggembirakan

JAKARTA. Meskipun data yang keluar dari Inggris tak terlalu bagus, sterling dapat mencuri keuntungan akibat data ketenagakerjaan Australia yang justru dirilis mengecewakan.

Mengutip Bloomberg, pada Kamis (20/10) pukul 17.23 WIB pasangan GBP/AUD naik sebesar 0,62% ke level 1.6008 setelah pada hari sebelumnya, pasangan ini ditutup di level 1.5910.


Memang, Biro Statistik Australia merilis data pengangguran di Australia bulan September. Terlihat, tingkat pengangguran di Australia turun dari 5,7% di bulan Agustus menjadi 5,6% di September. Secara bersamaan dirilis juga data employment change yang lebih dilirik pasar.

Dari data ini, yang terlihat justru mengempisnya lapangan pekerjaan di Australia. Dari prediksi para analis yang menduga akan ada sekitar 15.200 mata pencaharian baru, ternyata malah ada sekitar 9.800 lapangan pekerjaan yang hilang pada bulan September lalu.

Suluh Adil Wicaksono, analis Cerdas Indonesia Berjangka mengatakan data ini dapat dilihat sebagai katalis anjloknya dollar Australia terhadap poundsterling. "Pada pagi harinya padahal GBP sempat koreksi terhadap aussie," kata dia.

Sebenarnya, data yang tersaji di Inggris juga tidak terlalu bagus. Data penjualan ritel pada bulan September tidak bergerak dari angka bulan lalu, padahal para analis memprediksi akan ada pertumbuhan 0,3% pada penjualan retail di bulan September. Di tengah data Inggris yang tidak membanggakan, sterling tetap mengambil untung akibat data Australia yang mengecewakan tadi.

Untuk Jumat (21/10) pun, Suluh mengira poundsterling masih punya potensi penguatan. Dia mengajak kita untuk menunggu pidato Deputi Gubernur Bank Sentral Inggris (BoE) Nemat Shafik dan data public sector net borrowing yang akan dikeluarkan Kantor Statistik Nasional pada Jumat (21/10).

Kalau memang datanya baik dan melampaui prediksi, maka sterling bisa terus menguat. "Sementara ada dua data yang harus kita tunggu dari Inggris, tidak ada data apap un dari Australia yang dapat membantu pergerakan mata uangnya," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto