JAKARTA. Eropa suram, poundsterling menguat. Valuta Inggris itu naik ke posisi tertingginya selama dua pekan terakhir, setelah para pemimpin negara zona euro gagal mencapai kata sepakat. Sterling naik mengikuti harga obligasi pemerintah Inggris yang menanjak, begitu Kanselir Jerman, Angela Markel, dan Presiden Prancis, Francois Hollande, dikabarkan tidak satu suara dalam pertemuan yang membahas krisis utang, akhir pekan lalu. Kendati menguat terhadap euro, namun sterling melemah terhadap dolar AS. Maklumlah, ekonomi Inggris, kini, tidak terlalu cerah. Satu pertandanya adalah indeks bisnis di Inggris yang sudah menurun selama lima bulan terakhir. Lembaga riset Ifo Institute, Munich, memperkirakan indeks tersebut per September sebesar 101,4, turun dari angka per Agustus, yaitu 102,3. "Ketika ekonomi Inggris mulai membaik, sterling akan beraksi sebagai safe haven," ujar Chief Currency Strategist Bank of New York Mellon Corp, London.
Sterling ungguli euro
JAKARTA. Eropa suram, poundsterling menguat. Valuta Inggris itu naik ke posisi tertingginya selama dua pekan terakhir, setelah para pemimpin negara zona euro gagal mencapai kata sepakat. Sterling naik mengikuti harga obligasi pemerintah Inggris yang menanjak, begitu Kanselir Jerman, Angela Markel, dan Presiden Prancis, Francois Hollande, dikabarkan tidak satu suara dalam pertemuan yang membahas krisis utang, akhir pekan lalu. Kendati menguat terhadap euro, namun sterling melemah terhadap dolar AS. Maklumlah, ekonomi Inggris, kini, tidak terlalu cerah. Satu pertandanya adalah indeks bisnis di Inggris yang sudah menurun selama lima bulan terakhir. Lembaga riset Ifo Institute, Munich, memperkirakan indeks tersebut per September sebesar 101,4, turun dari angka per Agustus, yaitu 102,3. "Ketika ekonomi Inggris mulai membaik, sterling akan beraksi sebagai safe haven," ujar Chief Currency Strategist Bank of New York Mellon Corp, London.