JAKARTA. Keputusan People’s Bank of China (PBOC) memangkas tingkat suku bunga gagal mengangkat harga nikel. Kebijakan dari PBOC ini justru membuat investor semakin khawatir terhadap kondisi ekonomi China sebagai konsumen nikel terbesar di dunia. Mengutip Bloomberg, Senin (26/9) pukul 9.21 WIB, harga nikel kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange turun 0,4% ke level US$ 10.470 per metrik ton. Namun demikian, dalam sepekan terakhir harga nikel naik 0,8%. Bunga kredit di China turun menjadi 4,35% dari sebelumnya 4,6%, sedangkan bunga deposito dipangkas menjadi 1,5% dari sebelumnya 1,75%. Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong belanja masyarakat serta meringankan biaya pinjaman perusahaan. Seiring dengan stimulus ekonomi ini, harga nikel justru semakin tenggelam.
Stimulus ekonomi China gagal dongkrak harga nikel
JAKARTA. Keputusan People’s Bank of China (PBOC) memangkas tingkat suku bunga gagal mengangkat harga nikel. Kebijakan dari PBOC ini justru membuat investor semakin khawatir terhadap kondisi ekonomi China sebagai konsumen nikel terbesar di dunia. Mengutip Bloomberg, Senin (26/9) pukul 9.21 WIB, harga nikel kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange turun 0,4% ke level US$ 10.470 per metrik ton. Namun demikian, dalam sepekan terakhir harga nikel naik 0,8%. Bunga kredit di China turun menjadi 4,35% dari sebelumnya 4,6%, sedangkan bunga deposito dipangkas menjadi 1,5% dari sebelumnya 1,75%. Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong belanja masyarakat serta meringankan biaya pinjaman perusahaan. Seiring dengan stimulus ekonomi ini, harga nikel justru semakin tenggelam.