JAKARTA. Pasar modal Indonesia kembali bergairah. Kemarin, IHSG naik 0,7% menjadi 5.253,18 dan mencapai rekor tertinggi IHSG sepanjang sejarah. Salah satu pemicu kebangkitan IHSG datang dari Benua Biru. Bank Sentral Eropa (ECB) akan mengguyur dana stimulus lebih dari € 1 triliun. ECB akan membeli obligasi pemerintah Uni Eropa € 50 miliar per bulan. Program ini dimulai Maret 2015 hingga akhir 2016. Jhon Veter, Managing Director Investa Saran Mandiri, menilai, stimulus ECB akan menambah deras dana asing ke Indonesia. Tapi Jhon melihat, efek stimulus tak terlalu besar karena hubungan dagang Indonesia dan Eropa tak terlalu besar.
Jika Jepang atau China menggulirkan stimulus, dana asing ke pasar Indonesia jauh lebih besar. Sebab, kedua negara itu memiliki hubungan dagang kuat dengan Indonesia. Selain Eropa, John Rachmat, Kepala Riset Mandiri Sekuritas, menilai stabilitas politik nasional turut mengerek bursa. Alhasil, tahun ini, pasar saham masih prospektif. Prediksi Jhon, akhir tahun 2015 IHSG tembus 6.300 dengan asumsi rupiah Rp 11.500 per dollar AS dan inflasi 5%. Proyeksi Rachmat, indeks saham ke 6.350. Pasar valuta domestik juga bergairah. Analis Bank Himpunan Saudara, Rully Nova menilai, guyuran dana stimulus ECB bisa mendorong otot rupiah. "Dengan BI rate 7,75%, Indonesia menarik sebagai tujuan investasi," kata dia. Namun pasar Indonesia tak imun dari koreksi. Misalnya ancaman defisit neraca perdagangan dan bahaya laten permintaan dollar AS.