JAKARTA. Pemerintah memperkirakan dampak dari dilanjutkannya kebijakan Quantitative Easing (QE) oleh Bank central Amerika Serikat, The Fed, akan menurunkan nilai ekspor Indonesia. Menurut wakil Menteri Keuangan RI Ani Ratnawaty, akibat kebijakan The Fed dengan membiarkan aliran dana dari AS ke emerging market, akan berpotensi outlook pertumbuhan ekonomi AS sedikit lebih rendah. Ani melihat signal penurunan outlook tersebut akan dilakukan oleh Pemerintah AS. Sebab, penghentian kebijakan QE merupakan salah satu indikator dari membaiknya kondisi ekonomi AS. "Bila hal ini terjadi, maka akan berdampak terhadap penurunan pendapatan Indonesia dari ekspor," ujar Any, Jumat (20/9) saat meluncurkan Obligasi ritel Indonesia (ORI) seri 010. Pasalnya, AS merupakan salah satu negara tujuan ekspor utama Indonesia, selain China, Jepang dan Thailand. Nilai ekspor Indonesia ke AS mencapai 10,31% dari total nilai ekspor ke seluruh negara.
Stimulus Fed berlanjut, ekspor Indonesia terancam
JAKARTA. Pemerintah memperkirakan dampak dari dilanjutkannya kebijakan Quantitative Easing (QE) oleh Bank central Amerika Serikat, The Fed, akan menurunkan nilai ekspor Indonesia. Menurut wakil Menteri Keuangan RI Ani Ratnawaty, akibat kebijakan The Fed dengan membiarkan aliran dana dari AS ke emerging market, akan berpotensi outlook pertumbuhan ekonomi AS sedikit lebih rendah. Ani melihat signal penurunan outlook tersebut akan dilakukan oleh Pemerintah AS. Sebab, penghentian kebijakan QE merupakan salah satu indikator dari membaiknya kondisi ekonomi AS. "Bila hal ini terjadi, maka akan berdampak terhadap penurunan pendapatan Indonesia dari ekspor," ujar Any, Jumat (20/9) saat meluncurkan Obligasi ritel Indonesia (ORI) seri 010. Pasalnya, AS merupakan salah satu negara tujuan ekspor utama Indonesia, selain China, Jepang dan Thailand. Nilai ekspor Indonesia ke AS mencapai 10,31% dari total nilai ekspor ke seluruh negara.