Stimulus menekan yen



JAKARTA. Mata uang Negeri Sakura loyo di hadapan mata uang pasangannya. Ini karena rencana stimulus dan belum banyak data positif.

Mengutip Bloomberg, Kamis (5/2) hingga pukul 18.30 WIB, pasangan EUR/JPY naik 0,89% dibanding hari sebelumnya ke 134,2400. Pasangan USD/JPY naik 0,14% menjadi 1174400. Sementara pasangan AUD/JPY naik 0,87% ke 91,7230.

Ariston Tjendra, Head of Research and Analysis Division PT Monex Investindo Futures bilang, pelemahan yen terjadi lantaran Dewan Gubernur Bank Sentral Jepang (BoJ) baru saja merekrut anggota baru yang pro terhadap kebijakan stimulus moneter. Kondisi ini mengukuhkan yen melemah terhadap seluruh mata uang.


Selain itu menurut Deddy Yusuf Siregar, research and analyst PT Fortis Asia Futures, Jepang belum merilis data ekonomi membuat pelaku pasar lebih merespons data ekonomi negara pasangan. Seperti di Eropa yang melaporkan penjualan ritel tumbuh 0,3% sepanjang Desember. Di sisi lain, data pemesanan pabrik (factory orders) tumbuh 4,2%. Angka ini lebih tinggi dari estimasi 1,4%.

Sementara Nizar Hilmy, analis PT SoeGee Futures menambahkan, pergerakan pasangan USD/JPY juga masih konsolidasi. "Data kunci yang dapat menggerakkan USD/JPY adalah data nonfarm payroll yang akan rilis Jumat (6/2)," terang dia.

Nizar bilang, apabila data nonfarm payroll AS masih di atas 200.000 maka dianggap positif. Maka pasangan USD/JPY masih akan tetap naik. "Data nonfarm payroll harus mencatatkan angka yang luar biasa agar pasangan USD/JPY dapat melepaskan diri dari zona konsolidasi," ujar dia.

Pada pasangan AUD/JPY juga menguat, Ariston menganalisa, ini karena respon pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin ke 2,25% sudah mulai mereda. Setelah melemah, kini aussie mulai menguat. "Kenaikan harga komoditas juga membantu penguatan AUD. Maklum, Australia merupakan eksportir komoditas," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana