JAKARTA. Rupiah keok setelah The Fed memutuskan hanya akan memperpanjang program stimulus lama. Sebelumnya, investor berharap bank sentral AS itu akan meluncurkan kebijakan stimulus baru, yang mungkin bisa membangkitkan kepercayaan pasar untuk berinvestasi di aset negara berkembang.Nilai tukar rupiah melemah 0,4% menjadi Rp 9.481 per dollar AS pada pukul 09.06 di Jakarta. Sepanjang kuartal kedua ini, otot rupiah sudah tergerus 3,3%. Ini perfoma terburuk ketiga di antara 10 mata uang Asia teraktif. Sebagai catatan, dana asing yang keluar dari pasar saham domestik sepanjang Juni sudah mencapai US$ 183 juta hingga perdagangan kemarin (20/6).Semalam, The Fed memutuskan hanya akan memperpanjang program Operation Twist hingga akhir tahun ini. Program tersebut berupa penggantian obligasi jangka pendek dengan utang jangka panjang. Bank sentral tidak akan melakukan pelonggaran moneter yang lebih luas.Di sisi lain, Kanselir Jerman Angela Merkel berharap Spanyol segera mengajukan permintaan bantuan sebanyak 100 miliar euro dalam beberapa hari ke depan."Rupiah berada di bawah tekanan karena faktor dari AS dan Spanyol. Pasar kecewa, karena mereka berharap ada putaran baru pelonggaran kuantitatif, yang akan menjadi positif untuk aset berisiko," kata Klara Pramesti, analis divisi treasury di PT Bank Negara Indonesia, Jakarta.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Stimulus tak sesuai harapan, rupiah keok lagi
JAKARTA. Rupiah keok setelah The Fed memutuskan hanya akan memperpanjang program stimulus lama. Sebelumnya, investor berharap bank sentral AS itu akan meluncurkan kebijakan stimulus baru, yang mungkin bisa membangkitkan kepercayaan pasar untuk berinvestasi di aset negara berkembang.Nilai tukar rupiah melemah 0,4% menjadi Rp 9.481 per dollar AS pada pukul 09.06 di Jakarta. Sepanjang kuartal kedua ini, otot rupiah sudah tergerus 3,3%. Ini perfoma terburuk ketiga di antara 10 mata uang Asia teraktif. Sebagai catatan, dana asing yang keluar dari pasar saham domestik sepanjang Juni sudah mencapai US$ 183 juta hingga perdagangan kemarin (20/6).Semalam, The Fed memutuskan hanya akan memperpanjang program Operation Twist hingga akhir tahun ini. Program tersebut berupa penggantian obligasi jangka pendek dengan utang jangka panjang. Bank sentral tidak akan melakukan pelonggaran moneter yang lebih luas.Di sisi lain, Kanselir Jerman Angela Merkel berharap Spanyol segera mengajukan permintaan bantuan sebanyak 100 miliar euro dalam beberapa hari ke depan."Rupiah berada di bawah tekanan karena faktor dari AS dan Spanyol. Pasar kecewa, karena mereka berharap ada putaran baru pelonggaran kuantitatif, yang akan menjadi positif untuk aset berisiko," kata Klara Pramesti, analis divisi treasury di PT Bank Negara Indonesia, Jakarta.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News