Stimulus the Fed bisa kerek harga minyak ke US$ 100



SINGAPURA. Sejumlah analis memprediksi, kontrak harga minyak akan mampu melewati level tertingginya dalam enam bulan. Kondisi ini bisa terjadi seiring keputusan the Federal Reserve terkait penggelontoran stimulus yang melemahkan posisi dollar. Alhasil, investor berbondong-bondong membeli minyak. Menurut JP Morgan Chase & Co dan Bank of America Merrill Lynch, kontrak harga minyak berpotensi kembali ke level US$ 100 sebarel pada tahun depan. Jika itu terjadi, maka hal itu akan menjadi yang pertama sejak 2008 lalu seiring bank sentral memompakan dana tunai ke sistem perekonomian untuk mendongkrak pertumbuhan. "Sepertinya posisi dollar akan kembali melemah. Dalam beberapa tahun terakhir, fakta menunjukkan, dengan banyaknya likuiditas di pasar, maka harga uang akan semakin murah. Banyak dana yang masuk ke pasar komoditas, khususnya energi," papar Antoine Halff, head of energy research Newedge USA LLC di New York. Catatan saja, DOllar Index sudah keok 7% dalam dua bulan terakhir sembari menunggu keputusan the Fed. Sepanjang tahun ini, kontrak harga minyak sudah naik 6,7%. Sementara, harga emas sudah meningkat 22%, dan kapas naik nyaris 80%.Seperti yang diberitakan sebelumnya, The Fed siap menggelontorkan dana US$ 600 miliar untuk memborong obligasi pemerintah dari tangan bank atau institusi keuangan lain hingga akhir kuartal II 2011 atau akhir Juni 2011. Artinya, nilai pembelian obligasi per bulan bisa mencapai US$ 75 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie