KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Berkah Beton Sadaya Tbk (
BEBS) segera menggelar pemecahan nilai nominal saham
(stock split). BEBS melakukan
stock split dengan rasio 1:5, sehingga 1 saham lama akan menjadi 5 saham baru. Sebelum
stock split, jumlah saham BEBS ada sebanyak 9 miliar dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Sedangkan setelah dilakukan stock split, jumlah saham BEBS akan menjadi 45 miliar dengan nilai nominal sebesar Rp 10 per saham. Direktur Berkah Beton Sadaya, Pio Hizkia Wehantouw, menyampaikan langkah
stock split ini dilakukan agar harga saham BEBS bisa terjangkau oleh investor secara lebih luas. Sekaligus meningkatkan likuiditas perdagangan saham BEBS.
"Memberikan lebih banyak kesempatan kepada investor untuk masuk. Likuiditas saham lebih bagus, sehingga membuat investor semakin berminat," kata Pio saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (15/12).
Baca Juga: Berkah Beton Sadaya (BEBS) akan Stock Split dengan Rasio 1:5, Simak Jadwalnya Pio mengklaim BEBS akan menarik sebagai pilihan investasi. Menurutnya, BEBS memiliki kinerja dan prospek yang apik, tercermin dari pertumbuhan kinerja signifikan serta rencana ekspansi di tahun depan. Sampai dengan kuartal ketiga 2022, BEBS mengantongi penjualan neto sebesar Rp 632,65 miliar. Penjualan Berkah Beton melesat 89,04% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 334,65 miliar. Pendapatan BEBS dan entitas anak terdiri dari penjualan material,
ready mix serta jasa konstruksi. Secara
bottom line, BEBS meraih laba bersih Rp 150,16 miliar, melonjak 100,21% dibandingkan posisi kuartal ketiga 2021 sebesar Rp 75 miliar.
Baca Juga: Sultan Subang Haji Asep Serok Saham Berkah Beton (BEBS), Ritel Tak Perlu Panik Pio meyakini laju kinerja BEBS akan terjaga sampai akhir tahun 2022. Setidaknya, BEBS bisa mengamankan kenaikan penjualan dan laba di level 80% dibandingkan tahun lalu. Pio menyebut, pertumbuhan BEBS tak lepas dari proyek infrastruktur yang kembali bergulir kencang. Pio menambahkan, lonjakan jumlah kontrak yang diperoleh BEBS akan dibarengi dengan ekspansi penambahan kapasitas produksi. Namun, Pio belum merinci tambahan kapasitas maupun nilai investasi yang disiapkan BEBS untuk ekspansi di tahun depan. "Di 2023 kita rencana ekspansi. Karena banyak kontrak, maka kapasitas produksi perlu ditingkatkan agar bisa memenuhi komitmen," imbuh Pio.
Baca Juga: Merosot 6,95% di Sesi I, Saham Berkah Beton Sadaya (BEBS) Masih Menarik Dikoleksi? Rekomendasi Saham
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menyoroti,
stock split akan membuat harga saham lebih terjangkau dan bisa menaikkan likuiditas di pasar. Tapi, aksi korporasi ini tidak akan mempengaruhi fundamental perusahaan. Sehingga, untuk saham BEBS pelaku pasar perlu memperhatikan outlook komoditas produk semen dan prospek industri barang baku. Arjun menilai, outlook komoditas semen masih positif, setidaknya dalam jangka pendek hingga kuartal I-2023. Secara umum, harga semen akan turut terangkat oleh proyek-proyek besar yang akan bergulir, terutama Ibu Kota Negara (IKN). Hal senada juga disampaikan oleh Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Rio Febrian. Proyek infrastruktur yang masih gencar dijalankan pemerintah berpotensi mendongkrak kinerja keuangan sektor-sektor penunjang konstruksi di tahun depan. Terutama produsen semen dan beton. "Hal ini membuka peluang BEBS untuk optimalisasi pendapatan dan laba bersih, jika perusahaan mampu mengakselerasi tren positif kinerja di kuartal ketiga 2022," kata Rio kepada Kontan.co.id, Kamis (15/12).
Baca Juga: Rebalancing Indeks MSCI Indonesia, Tiga Saham Ini Diprediksi Jadi Anggota Baru Selain prospek bisnis, investor juga mesti mencermati valuasi saham BEBS. Secara rasio
price to book value (PBV) dan
price to earnings ratio (PER), BEBS terbilang
overvalued dibandingkan sektor barang baku. Rio pun melakukan simulasi berdasarkan posisi harga saham BEBS per 13:50 WIB hari ini yang berada di posisi Rp 3.550. BEBS memiliki PER sebesar 40,44x dan PBV 159,55x. Posisi ini merupakan rasio harga saat BEBS belum melakukan
stock split. Jumlah saham beredar sebanyak 9 miliar lembar dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Sedangkan setelah
stock split, jumlah saham beredar BEBS akan terpecah menjadi 45 miliar lembar dengan nilai nominal Rp 10 per lembar. Dengan asumsi di posisi harga tersebut, maka harga saham BEBS di pasar akan terpecah menjadi Rp 710 per lembar. "Meski demikian, kondisi itu tidak mengubah rasio-rasio keuangan perusahaan, termasuk rasio harga," ungkap Rio.
Baca Juga: Berkah Beton Sadaya (BEBS) Bukukan Kenaikan Laba Triple Digit di Kuartal I-2022 Arjun turut melihat secara PER dan PBV, saham BEBS
overvalued dibandingkan rata-rata rasio di industri dan sub sektornya. Hanya saja, secara teknikal, saham BEBS masih menarik untuk dikoleksi. Menurut Arjun, bagi investor yang sudah memiliki saham BEBS, bisa
hold menunggu
stock split terjadi. Sedangkan bagi pelaku pasar yang tertarik masuk saat ini, bisa mempertimbangkan
buy mencermati
support di area Rp 3.320 dan target harga di Rp 4.300. Adapun hingga penutupan pasar hari ini, saham BEBS merosot 0,56% ke posisi Rp 3.520 per saham. Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora juga melihat saham BEBS masih layak dilirik dengan strategi
buy on weakness.
Baca Juga: Menyimak Relasi Antara Pemilik IPPE dan BEBS, Akankah Sahamnya Bernasib Serupa? Saran Andhika, cermati area
support di Rp 3.000 dan target harga Rp 4.300. Menjelang stock split, pelaku pasar tetap harus mencermati pergerakan harga secara teknikal dan mengukur prospek kinerja emiten. "Bagaimana prospek industri konstruksi ke depan, karena apabila proyek konstruksi mengalami kenaikan, maka akan menjadi sentimen positif untuk BEBS," kata Andhika. Sedangkan Rio lebih menyarankan pelaku pasar untuk
wait and see terlebih dulu terhadap saham BEBS. "Menunggu pergerakan harga setelah
stock split dan prospek kinerja BEBS ke depan," tandas Rio.
Baca Juga: Aksi Pendiri Pesantren Al Ihya Subang di BEI, Setelah IPPE Kini Menggiring IPO ZATA Sebagai informasi, berikut jadwal pemecahan nilai nominal saham BEBS: 1. Akhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama di pasar reguler dan pasar negosiasi: Selasa, 20 Desember 2022 2. Awal perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar reguler dan pasar negosiasi: Rabu, 21 Desember 2022 3. Akhir penyelesaian transaksi dengan nilai nominal lama di pasar reguler dan negosiasi: Kamis, 22 Desember 2022
4. Tanggal penentuan pemegang rekening yang berhak atas hasil
stock split (recording date): Kamis, 22 Desember 2022 5. Periode peniadaan perdagangan di pasar tunai selama dua hari bursa (suspensi di pasar tunai): Rabu - Kamis, 21 - 22 Desember 2022 6. Awal perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar tunai: Jumat, 23 Desember 2022. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati