Stok batubara PLN di atas 10 hari, sudah aman tapi belum ideal



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Stok batubara PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sudah membaik. Setelah sebelumnya sempat menipis, kini perusahaan listrik plat merah tersebut memiliki cadangan batubara di atas 10 hari.

Menurut Direktur Pengadaan Strategis 2 PLN Supangkat Iwan Santoso, faktor menipis dan membaiknya stok batubara tak lepas dari pengaruh pasokan dan harga batubara. Setelah dua faktor ini teratasi, stok batubara tak lagi bermasalah. Bahkan, Iwan bilang, saat ini PLN cenderung memiliki stok yang berlebih.

“Sebelumnya mungkin karena harga pasar tinggi, jadi (perusahaan) cenderung ekspor. Tapi yang nilai kalorinya di bawah 5.000 kan turun, sehingga sekarang justru maunya suplai ke domestik, ke PLN. Jadi kalau dari sisi suplai sudah tak ada masalah, malah cenderung kebanyakan,” kata Iwan selepas pembukaan Hari Listrik Nasional ke-73 dan Power-Gen Asia di ICE BSD-Tangerang Selatan, Selasa (18/9).


Pasokan batubara Domestic Market Obligation (DMO) saat ini pun sudah memadai. Masalah pasokan ini, kata Iwan, mulai membaik per September ini. Sehinga saat ini pihaknya tengah fokus untuk menaikkan stok batubara supaya tak lagi menemui kendala.

“Waktu itu tersendat mungkin karena harga di luar tinggi dan mekanisme transfer kuota masih di bahas,” imbuh Iwan.

Sebelumnya, Dirjen Mineral dan Batubara (Batubara) Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono menyebut, berdasarkan rekap semester I-2018, realisasi penjualan batubara dalam rangka DMO baru mencapai 49,73 juta ton. Padahal, DMO tahun ini ditargetkan sebesar 121 juta ton.

Dari 49,73 juta ton tersebut, sebesar 44,79 juta ton diperuntukkan untuk kelistrikan nasional, dan 4,94 juta ton untuk industri lain. Dalam pemaparan di depan Komisi VII DPR RI pada 27 Agustus 2018 lalu, Bambang mengungkapkan, data per Juli 2018 telah ada peningkatan. Yakni menjadi 61,2 juta ton, dengan rincian, 55,4 juta ton untuk kelistrikan nasional dan 5,8 juta ton untuk industri lainnya.

Hingga tulisan ini dibuat, Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Ditjen Minerba Kementerian ESDM Sri Raharjo masih belum mengkonfirmasi soal realisasi batubara DMO terkini. Hanya saja, soal batubara ini, disebutkan bahwa produksi hingga Agustus 2018 mencapai sekitar 307 juta ton, dan penjualannya mencapai 298,5 juta ton.

Meski stok batubara PLN sudah di atas 10 hari, namun itu masih belum ideal. Sebab, Iwan bilang, jika stok kembali menipis hingga di bawah 10 hari, maka itu bisa dikatakan masuk kategori kritis. Sehingga, pihaknya masih mengatur stok agar bisa bertahan hingga 15 hari-20 hari.

“Di bawah 10 hari itu sudah warning. Kami harapkan 15 hari-20 hari. Faktor cuaca juga menentukan, seperti di Pantai Selatan karena angin dan ombaknya besar. Transportasi juga bisa terkendala, kapal juga terbatas,” ujar Iwan.

Hal yang tak kalah penting, lancarnya pasokan dan amannya stok batubara, juga berdampak pada pengularan PLN. “Ya berpangaruh, bisa bantu (keuangan). Kalau stok bagus, kan tidak shorted. Kalau sampai shorted harus bakar (batubara) yang lain,” ungkapnya.

Apalagi, patut dicatat, pada Semester I-2018 ini, PLN mencatatkan kerugian hingga sebesar Rp. 5,35 triliun. Kondisi ini utamanya dikarenakan menanjaknya beban usaha yang harus ditanggung PLN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat