JAKARTA. Jelang akhir tahun dikhawatirkan harga beras di pasaran melonjak naik. Namun, untuk mengantisipasi kemungkinan hal itu terjadi, Perum Bulog akan melakukan operasi pasar (OP). "Kita harapkan tidak naik. Kita sudah operasi pasar, kita sudah OP sepanjang tahun 2011 ini sebanyak 371 ribu ton beras. OP itu sudah paling top dibandingkan tahun-tahun lalu," ujar Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso, di Jakarta, Kamis (22/12). Untuk OP akhir tahun ini, Sutarto menegaskan bahwa pihaknya akan melepaskan berapa pun permintaan dari pemerintah daerah. Tetapi, lanjutnya, yang menjadi persoalan adalah Bulog tidak boleh melakukan operasi pasar kalau pemda tidak mengizinkan.
Sutaro mengaku hingga jelang akhir tahun ini sudah banyak daerah yang meminta Bulog melakukan OP, daerah itu antara lain Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Papua dan Maluku. "Hampir semua. Hanya saja yang belum Jawa Tengah dan Jawa Timur, sebenarnya kami harapkan mereka mestinya perlu OP," katanya. Sutarto mengatakan pihaknya memperkirakan sampai akhir tahun 2011, OP akan sampai 380 ribu ton. Namun, ia berharap OP ini tidak sampai menembus angka 400 ribu ton beras. Kesiapan Bulog melakukan OP, menurut Sutaro karena hingga akhir tahun stok beras Bulog masih cukup banyak. Sutarto mengatakan, stok beras Bulog masih ada hingga 4 bulan ke depan. "Aman. Berapa pun untuk menjelang akhir tahun bisa kita lepas. Tergantung pemda, yang penting barangnya ada. Kita punya stok 4 bulan lebih kok. Bulog itu satu bulan hampir 300 ribu ton, tinggal dikalikan saja. Jadi ada stok segitu," tegasnya. Sementara, Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Radjasa mengatakan hingga akhir tahun ini dilaporkan bahwa stok beras Bulog masih cukup, diperkirakan ada stok beras sebanyak 1,7 juta ton. Dengan rincian, beras yang ada di tangan Bulog (gudang Bulog) sekitar 1,2 juta dan di jalan sekitar 300-400 ribu ton beras, maka dengan demikian stok akhir tahun melebihi angka 1,5 juta ton atau sekitar 1,7 juta ton. Hal ini, menurut Hatta, bisa dilihat di musim paceklik seperti saat ini, beras tanah air supply masih cukup. "Di Cipinang (beras) yang masuk masih di atas 3000 ton per hari," katanya, di sela-sela kunjungan pasar di Cipinang, Jakarta, Kamis (22/12). Sementara mengenai kenaikan harga di akhir tahun, Hatta menuturkan bahwa akan dilakukan stabilisasi harga dengan operasi pasar dan Raskin ke-13 yang dibagikan oleh Bulog. Hatta menilai wajar jika ada kenaikan sedikit di akhir tahun ini karena memang sudah siklusnya, di mana menjelang natal dan tahun baru akan ada sedikit kenaikan harga. Harga ini nanti akan kembali drop ketika musim panen.
Ketua DPD Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia, Nellys Soekidi, mengatakan tidak ada gejolak harga dan peningkatan permintaan beras yang signifikan menjelang Natal dan Tahun Baru. "Konsumsi beras di bulan Desember, khususnya Natal dan Tahun Baru, belajar dari pengalaman tidak ada peningkatan," ujarnya. Nellys menilai stok beras yang ada masih aman, ditandai dengan masuknya 2.000-3.000 ton beras per hari ke pasar induk tersebut. Kalau pun ada penurunan hingga 1.500 ton pada akhir minggu, Nelly menilai hal itu wajar karena kondisi akhir pekan. Untuk masalah harga, Nellys mengatakan tidak ada kenaikan yang signifikan. Di pasar Cipinang, beras IR 64 kualitas 3 harganya masih berkisar Rp. 6.300 hingga Rp. 6.400. Kalaupun ada gejolak, Nellys meyakini bahwa pemerintah mempunyai opsi kebijakan yaitu operasi pasar untuk mengendalikan harga. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Djumyati P.