Stok berlebih, harga ayam broiler melorot



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga ayam broiler di tingkat peternak melorot dalam beberapa minggu terakhir. Saat ini harga ayam broiler di tingkat peternak berkisar Rp 15.000-Rp 16.000 per kilogram (kg). Padahal 22 Agustus lalu, harga ayam broiler berkisar Rp 17.500-Rp 22.000 per kg.

Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia Singgih Januratmoko menjelaskan, penurunan harga ini diakibatkan turunnya permintaan pasar akibat daya beli yang masih lemah.

"Sekarang ini stok berlebihan. Padahal produksi sudah membaik, tetapi permintaan tidak meningkat," ujar Singgih kepada Kontan.co.id, Senin (17/9).


Menurut Singgih, saat ini produksi ayam broiler berkisar 57 juta -60 juta ekor per minggu. Dia menjelaskan, bobot ayam saat ini sudah membaik dibandingkan beberapa bulan yang lalu.

"Beberapa bulan lalu kan ada kendala di produksi, bobotnya hanya sekitar 1,2 kg-1,5 kg per ekor, sementara sekarang sudah normal 1,7 kg per ekor. Jadi produksinya naik, sementara permintaan turun 10%-20% dari normal," tutur Singgih.

Harga ayam yang turun ini turut berimbas pada peternak. Menurutnya, petani sudah merugi dalam sebulan terakhir. Pasalnya, harga jual tersebut tak mampu menutupi biaya produksi.

Singgih menuturkan, biaya produksi ayam saat ini berkisar Rp 19.000 per kg. Biaya ini terus meningkat karena ada kenaikan harga pakan sejak Januari lalu, harga DOC broiler yang meningkat, juga adanya kenaikan harga obat-obatan yang diimpor.

"Harga jagung dan dolar meningkat sehingga harga pakan naik. Penguatan dolar ini juga berdampak pada harga obat-obatan untuk ternak," jelas Singgih.

Menurut Singgih, peternak sudah berupaya untuk menurunkan populasi ayam di tingkat budidaya. Namun, dia berharap pemerintah segera bertindak cepat mengatasi hal ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi