Stok daging kerbau beku Bulog capai 27.000 ton



JAKARTA. Perum Bulog masih berharap tidak melakukan impor daging kerbau. Pasalnya, saat ini Bulog masih memiliki stok 27.000 ton daging kerbau beku yang bisa menjaga pasokan.

Djarot Kusumayakti, Direktur Utama Perum Bulog mengatakan sejauh ini pasokan 27.000 ton dari Bulog dan tambahan dari lainnya masih cukup sampai akhir tahun ini. Namun untuk berjaga-jaga, pihaknya masih memiliki kuota impor sebesar 51.000 ton. Artinya impor akan dilakukan jika kondisi sangat mendesak, apakah terjadi gangguan pasokan atau harga. "Cukup kok pasokan, saya secara nasional tidak punya data tetapi yang pasti kami di Bulog punya stok 27.000 ton. Itu banyak lho, dibikin sate bisa untuk satu kota," ujarnya saat ditemui KONTAN di Kementerian Perdagangan, Senin (10/7). Apalagi dengan usainya peningkatan permintaan pada saat bulan ramadan dan Lebaran, ia memperkirakan permintaan akan stabil. Dengan asumsi konsumsi daging kerbau per bulan mencapai 7.000 ton hingga 8.000 ton saja, stok dari Bulog bisa menjaga pasokan selama empat bulan ke depan. "Kalau daging kerbau kira-kira konsumsinya bisa 8.000 ton per bulan. Kemarin agak naik waktu puasa dan Lebaran, tetapi kalau normal itu sekitar 7.000 ton hingga 8.000 ton per bulan," lanjutnya. Saat ini Bulog masih memiliki izin impor sebanyak 51.000 ton daging kerbau dari Kementerian Perdagangan sampai akhir tahun ini. Bila pasokan lancar dan harga stabil, pihaknya mengatakan tidak akan melakukan impor tersebut. Lain halnya bila pasokan kurang dan harga meningkat maka jalur impor akan segera dilakukan. Dari 51.000 ton kuota impor tersebut, Bulog baru mengimpor sebanyak 5.000 ton. Artinya sampai akhir tahun pihaknya masih punya 46.000 ton kuota impor daging kerbau. "Kalau bisa jangan (impor) artinya kalau memang harga stabil dan pasokan cukup, ya jangan sampai impor. Itu kan untuk standby saja, target kami bukan menyelesaikan impor 51.000 ton tetapi soal harga dan jumlah pasokan," punkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan