JAKARTA. Untuk mengantisipasi kebutuhan daging menjelang puasa dan Lebaran tahun ini, Perum Bulog berencana mendatangkan daging kerbau impor sebanyak 50.000 ton sampai akhir tahun. Meski sampai sekarang izin impor belum dikantongi, Bulog sudah mempersiapkan infrastruktur untuk pengadaan daging kerbau beku tersebut. Daging kerbau sebanyak 50.000 ton yang akan masuk akan digunakan untuk menjaga kebutuhan daging dalam negeri sampai akhir tahun. Direktur Pengadaan Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan, penyediaan impor daging kerbau tambahan sebanyak 50.000 ton untuk menjamin cadangan stok pemerintah dalam mengendalikan harga daging di pasaran.
Pengadaan daging kerbau asal India ini merupakan sisa kuota impor tahun lalu yang sebanyak 100.000 ton. "Meskipun begitu, stok daging saat ini masih cukup untuk memenuhi kebutuhan selama bulan ramadan dan Idul Fitri," ujar Tri kepada KONTAN, Rabu (12/4). Tri mengungkapkan, sekarang, stok daging kerbau yang ada di gudang Bulog sebanyak 37.000 ton. Stok ini akan terus mengalami penyusutan rata-rata 5.000 ton per bulan. Karena itu, diprediksi sampai awal ramadan stok daging Bulog akan keluar cukup banyak untuk menstabilkan harga daging. Stok daging yang ada di gudang Bulog saat ini merupakan sisa pengadaan tahun lalu dan pengadaan sampai bulan Maret 2017. Terhitung sejak Januari sampai Maret, Bulog telah merealisasikan pengadaan daging dari India sebanyak 6.880 ton, dan pada akhir tahun lalu sudah merealisasikan impor sebanyak 48.000 ton. Artinya dari penugasan yang diberikan pemerintah tahun lalu sebanyak 70.000 ton, sebanyak 54.880 ton telah direalisasikan oleh Bulog. Dengan jumlah stok sekitar 37.000 ton, maka daging kerbau milik Bulog sejauh ini sudah menjual daging kerbau sebanyak 17.880 ton ke pasar. Menurut Tri, Bulog tetap konsisten menyalurkan daging kerbau melalui Asosiasi Distributor Daging Indonesia (ADDI) dan Rumah Pangan Kita (RPK) milik Bulog sendiri. Penyaluran daging kerbau ini dinilai cukup efektif karena permintaan masyarakat terus meningkat hingga mencapai 5.000 ton per bulan. Wajib potong sapi Masuknya daging kerbau milik Bulog ke pasar diklaim mampu menekan harga daging di pasar, karena dijual maksimal Rp 80.000 per kg. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, pemerintah akan mengeluarkan izin impor tambahan untuk Bulog menstabilkan harga daging dalam negeri. Ia mengklaim stok bahan pokok menjelang puasa dan lebaran sampai saat ini masih aman. Untuk memastikan ketersediaan stok dan mengantisipasi gejolak harga, Kemdag telah memfasilitasi kesepakatan antara distributor dengan toko ritel modern. Dalam kesepakatan itu toko ritel modern dipaksa menurunkan harga tiga komoditas pangan, salah satunya daging kerbau.
Selain memberikan izin impor kepada Bulog, Kemdag juga mengharuskan para pengusaha penggemukan sapi atau
feedloter memotong sapi saat menjelang lebaran mendatang, sesuai dengan perizinan yang diberikan. Instruksi wajib pemotongan sapi milik
feedloter penting untuk menambah stok daging dalam negeri. Asal tahu saja, kebutuhan daging saat puasa dan lebaran biasanya melonjak sekitar 10% dari kebutuhan tahun sebelumnya. Dengan kebutuhan mencapai 57.840 ton pada tahun 2016 lalu, maka pada tahun ini kebutuhan daging sapi untuk ramadan dan Idul Fitri tahun ini diperkirakan menembus 65.000 ton. Apabila kebutuhan ini terpenuhi, diprediksi harga daging sapi di pasaran tidak akan bergejolak. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dupla Kartini