Stok gula Bulog mulai berkurang



JAKARTA. Stok gula yang dimiliki Bulog mulai menipis. Hingga akhir bulan Juli lalu, stok gula Bulog tercatat sebanyak 24.000 ton, atau sudah terpakai sekitar 72,7% dari pengadaan gula yang berhasil dilakukan oleh perusahaan plat merah tersebut pada tahun ini sebanyak 33.000 ton. Sutarto Alimoeso Direktur Utama Bulog mengatakan, gula yang dimiliki Bulog tersebut terjual melalui beberapa kegiatan usaha termasuk di gerai-gerai Bulog Mart. "Sudah tersalur melalui operasi pasar, pasar murah dan sebagainya," kata Sutarto belum lama ini. Meski enggan menyebutkan harga jualnya, namun Sutarto bilang dibandingkan dengan harga gula dipasaran jauh lebih murah. Gula yang dimiliki Bulog dijual dengan berbagai ukuran yakni ukuran 1 kilogram (kg) ada juga yang berukuran 50 kg. Pengadaan gula yang dilakukan oleh Bulog berasal dari impor dan pembelian dari pabrik gula (PG) lokal. Sekedar informasi, dari surat persetujuan impor (SPI) gula kristal putih (GKP) yang diberikan sebanyak 328.000 ton, Bulog hanya merealisasikan impor 22.000 ton. SPI yang diberikan Kementerian Perdagangan (Kemendag) kepada Bulog tersebut berlaku hanya untuk jangka waktu 1 April-15 Mei 2014. Sebelumnya, Bulog juga melakukan pembelian dari Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) sebanyak 12.000 ton dengan harga Rp 8.600 per kg. Untuk menjaga stabilitas harga gula dalam negeri, Muhammad Lutfi Menteri Perdagangan mengatakan tidak akan mengeluarkan izin impor GKP lagi hingga akhir tahun, termasuk tidak akan memberikan perpanjangan impor kepada Bulog. Soemitro Samadikoen Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mengatakan, pihaknya menuntut agar impor gula tidak dilanjutkan. Hal ini dikarenakan stok gula dari musim giling tahun lalu dan musim panen tahun ini masih banyak. Hingga paruh tahun saja, stok gula diproyeksikan masih sekitar 300.000 ton-400.000 ton. Masih banyaknya stok gula tersebut mengakibatkan harga lelang di PG tidak dapat tinggi. Di awal-awal masa giling saat ini harga lelang tebu rakyat hanya dihargai sekitar Rp 8.300 per kg-Rp 8.500 per kg. Tak jarang, lelang gula dibatalkan lantaran harga yang terbentuk tidak memuaskan. Hingga akhir musim giling tebu, Soemitro memproyeksikan harga lelang tebu tidak akan melebihi Rp 10.000 per kg. Padahal, menurut catatan Soemitro dua tahun terakhir harga lelang sempat menyentuh Rp 11.800 per kg, dengan harga terendah Rp 9.500 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan