Stok jagung menipis, namun permintaan jagung dunia meningkat



JAKARTA. Kenaikan harga jagung internasional tampaknya bakal terus berlanjut. Harga jagung diperkirakan masih berpeluang naik dan memecahkan rekor barunya pada semester pertama tahun 2011.

Kenaikan harga jagung ini disebabkan ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan. Sementara itu, negara produsen tak mampu menggenjot produksi secara signifikan. Berdasarkan data Bloomberg, harga jagung di Chicago Board of Trade (CBOT) untuk pengiriman Maret 2011 Rabu (16/2) ada di level US$ 6,9425 per bushel. Bahkan, harga jagung sempat menyentuh US$ 7,06 per bushel pada 11Februari 2011. Managing Director Agrocorp International Pte Vijay Iyengar memperkirakan harga jagung akan menembus rekor tertingginya sepanjang sejarah pada tahun ini. Sebab, "Pasokan dan permintaan jagung sudah tidak seimbang," ujarnya seperti dikutip Bloomberg Selasa (15/2). Catatan saja, jagung pernah menyentuh rekor tertingginya sepanjang sejarah pada Juni 2008 di level 7,99 sen dolar per bushel. Kenaikan harga jagung dunia ini juga diperparah dengan menipisnya cadangan jagung internasional. Data Departemen Pertanian Amerika Serikat menyatakan stok jagung internasional saat ini hanya 122,5 juta ton.

Jumlah ini adalah stok terendah sejak empat tahun terakhir. Departemen Pertanian AS juga menyatakan, rendahnya stok jagung dunia ini juga dipicu oleh meningkatnya permintaan jagung untuk pakan ternak dan bioetanol. Lejonvarn dari Hermes Funds memperkirakan untuk bisa mengembalikan stok jagung dunia ke posisi normal, setidaknya dibutuhkan panen yang maksimal dari dua kali panen pada musim panas tahun 2012 nanti. Dan selama itu, kata dia, harga jagung akan tetap bertahan di level US$ 7 per bushel.


Sekretaris Jenderal Dewan Jagung Indonesia Maxdeyul Sola mengungkapkan melihat kondisi saat ini sangat kecil kemungkinan harga jagung bisa bertahan tanpa kenaikan lebih lanjut. "Sebab dalam kondisi sekarang, baik Indonesia maupun produsen global tidak bisa lagi mengejar atau menggenjot produksi," ungkapnya kepada KONTAN Rabu (16/2). Ia menambahkan, yang bisa dilakukan adalah menjamin kualitas jagung yang dipanen dengan melakukan proses pasca panen yang benar. "Proses pengeringan harus dilakukan dengan baik," katanya. Meski belum bisa memperhitungkan apakah harga jagung tahun ini bisa melampaui rekor tertingginya pada tahun ini, namun Sola mengakui kondisi tahun 2011 sedikit berbeda dengan tahun 2008 lalu. Tahun ini faktor pemicu kenaikan harga jagung diperparah dengan kondisi keamanan Timur Tengah yang terganggu sehingga harga minyak dunia melambung. “Alhasil terjadi konversi jagung untuk dijadikan bahan baku etanol," kata Sola.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini