Stok kedelai terancam seret, harga CPO melesat 1,7%



KUALA LUMPUR. Minyak sawit atau crude palm oil (CPO) melanjutkan reli hari ini. Reli CPO ini mengikuti kenaikan harga kedelai kemarin yang terjadi setelah Pemerintah AS mengatakan bahwa petani akan memangkas penanaman bahan yang biasa digunakan untuk pembuatan subsitusi minyak nabati.Kontrak CPO untuk pengiriman Juni di Malaysia Derivative Exchange (MDE) sempat naik 1,7% ke level RM 3.383 atau setara US$ 1.118 per ton. Sebelum, bergerak ke level RM 3.372 atau sekitar US$ 1.099,32 per ton, pada pukul 16.31 WIB.Departemen Pertanian AS menyebut, para petani akan mengurangi lahan penanaman kedelai sebesar 1% menjadi 31 juta hektare. Kemarin, USDA mengatakan cadangan kedelai per 1 Maret turun 1,7% dari tahun sebelumnya, yaitu menjadi 1,249 juta bushel. Ini level terendah sejak 2003.Phillip Futures Ltd. melaporkan, harga minyak sawit mungkin akan mengikuti peluang dari harga minyak kedelai setelah USDA menunjukkan seretnya stok kedelai. "Baik proyeksi penanaman maupun pasokan di bawah ekspektasi, sehingga mencuatkan kembali kekhawatiran atas ketatnya persediaan hasil panen yang lama," sebut Phillip, dalam laporannya, hari ini.Kemarin, harga kedelai untuk kontrak pengiriman Mei naik 2,8% ke US$ 14,1025 per bushel. Sementara itu, harga minyak kedelai naik 2,6% ke 58,78 cent per pound.Veeresh Hiremath, kepala analis Karvy Comtrade Ltd. menyebut, laporan tersebut meningkatkan kekhawatiran habisnya stok kedelai dan minyak kedelai. Akibatnya, permintaan minyak sawit akan naik. "Itu memberikan dukungan untuk pasar. Permintaan dapat meningkat bulan ini," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dupla Kartini