Stok kopi tahun depan anjlok, harga kopi terus naik



JAKARTA. Harga kopi terus mewangi. Pasalnya, permintaan kopi dunia melebihi stok kopi yang ada. Berdasarkan data Bloomberg, harga kopi arabika di bursa ICE New York untuk pengiriman Desember ada di level US$ 2,058 per pound. Ini adalah harga tertinggi sejak Agustus tahun 1997. Sedangkan harga kopi robusta untuk pengirima Januari 2011 di bursa NYSE LIFFE London berada di level US$ 2,002 per ton.Cuaca yang tidak bersahabat bagi tanaman kopi di Brazil dan Columbia membuat produksi kopi di kedua negara produsen kopi ini melorot. Daisuke Kobayashi, importir kopi dari Kanematsu Corp Tokyo mengatakan, permintaan kopi global akan terus bertambah. Organisasi Kopi Internasional (International Coffee Orgaization /ICO) meramalkan, pasokan kopi dunia pada tahun depan akan melorot. Ini disebabkan oleh pengaruh cuaca yang membuat panenan kopi di Brazil sebagai produsen kopi terbesar dunia menurun.Direktur Eksekutif ICO Jose Sette mengatakan, pasokan kopi global untuk tahun 2011 (musim panen Oktober 2011) kemungkinan akan melorot menjadi 133 karung, lebih kecil ketimbang musim panen Oktober tahun ini yang sebanyak 135 karung. Catatan saja, satu karung kopi setara dengan 132 pound atau 60 kg.Akibat penurunan suplai ini, Kobayashi mempredksikan harga kopi arabika akan melanjutkan relinya hingga ke level US$ 2,15 per pound pada akhir bulan ini.Sekretaris Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Rachim Kaitabrata mengatakan, kenaikan harga kopi dunia ini bisa mengerak kenaikan harga kopi di dalam negeri. Asal tahu saja, berdasarkan data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan harga kopi arabika Medan sudah ada di level Rp 35.014 per kg, dan harga kopi robusta Lampung ada di level Rp 14.696 per kg. "Kalau harga kopi dunia naik, harga kopi lokal pasti terdongkrak," ujarnya akhir pekan lalu.Ia bilang, saat ini stok kopi dunia menipis, sehingga beberapa negara juga masih terus melakukan pembelian kopi untuk dijadikan stok. Tapi, "Mereka juga masih wait and see dengan kondisi panenan dari negara produsen. Jika ada kemungkinan panenan naik, maka mereka akan berhenti membeli dan menunggu harga turun. Jika sebaliknya, maka mereka akan melakukan aksi beli," ungkapnya.Meski begitu, Rachim bilang sampai akhir tahun ini harga kopi di dalam negrei masih berpeluang meningkat. Sebab, "Kopi di Indonesia sudah lewat masa panen raya, sehingga kopi lebih sulit dicari dan harganya bisa terus naik," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Uji Agung Santosa