KONTAN.CO.ID - Mahalnya harga jagung serta minimnya serapan jagung petani lokal membuat industri pakan ternak kekurangan stok. "Penyerapan belum bisa memenuhi kebutuhan 650.000 ton," ujar Desianto Budi Utomo, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT), Rabu (20/9). Berdasarkan data GPMT, rata-rata penyerapan jagung selama satu semester di tahun 2017 hanya sebesar 450.000 ton. Angka tersebut masih kurang dari kebutuhan. Untuk menutupi kekurangan itu biasanya nutrisionis tiap pabrik menggunakan cara yang berbeda. Penggantian jagung pada pakan ternaik diakui Desianto dapat menggunakan bahan lain. Di antaranya adalah katul, singkong, sorgum, dan gandum. Katul dan singkong dapat dihasilkan oleh petani lokal. Sedangkan sorgum dan gandum didatangkan dari luar negeri atau impor.
Stok kurang, industri pakan siapkan impor gandum
KONTAN.CO.ID - Mahalnya harga jagung serta minimnya serapan jagung petani lokal membuat industri pakan ternak kekurangan stok. "Penyerapan belum bisa memenuhi kebutuhan 650.000 ton," ujar Desianto Budi Utomo, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT), Rabu (20/9). Berdasarkan data GPMT, rata-rata penyerapan jagung selama satu semester di tahun 2017 hanya sebesar 450.000 ton. Angka tersebut masih kurang dari kebutuhan. Untuk menutupi kekurangan itu biasanya nutrisionis tiap pabrik menggunakan cara yang berbeda. Penggantian jagung pada pakan ternaik diakui Desianto dapat menggunakan bahan lain. Di antaranya adalah katul, singkong, sorgum, dan gandum. Katul dan singkong dapat dihasilkan oleh petani lokal. Sedangkan sorgum dan gandum didatangkan dari luar negeri atau impor.