Stok Menipis, Kinerja Greenwood Stagnan



JAKARTA. Kinerja PT Greenwood Sejahtera Tbk tahun ini cenderung stagnan dibandingkan tahun 2011. Penyebabnya, proyek perusahaan yang sahamnya dicatatkan dengan kode GWSA itu, belum banyak yang bisa dijual. GWSA baru akan melakukan ekspansi di kuartal III-2013.

Harry Gunawan Ho, Direktur Utama GWSA menargetkan angka kinerja yang konservatif di tahun ini. "Sebagian besar area perkantoran Tower One sudah laku tahun lalu. Sisanya tinggal 30%," jelasnya di Jakarta, Jumat (14/6).

Karena itu, ia memperkirakan, kinerja tahun ini tidak akan berubah dari tahun lalu. Sepanjang 2011, Greenwood mengantongi pendapatan usaha hingga Rp 713,85 miliar.


Angka ini melesat hingga 176% dari pencapaian di tahun sebelumnya yang sebesar Rp 258,09 miliar. Laba bersih Greenwood pun turut meningkat dari Rp 205,19 miliar menjadi Rp 428,5 miliar.

Ekspansi 2013

Tower One merupakan proyek pertama Greenwood yang berlokasi di superblok The City Center (TCC) Batavia, Jakarta Pusat. Ruang kantor di gedung tersebut memiliki banderol harga Rp 30 juta per meter persegi (m²).

Tahun ini, Greenwood akan melanjutkan pengembangan superblok TCC. Pada tahap pertama, tutur Harry, GWSA akan membangun satu menara perkantoran. Proses pengembangan akan dimulai pada semester II-2013.

Tahap ke dua, GWSA akan membangun tiga menara. Ketiganya terdiri dari apartemen, mal, dan convention center. Selanjutnya, tahap ke tiga adalah pembangunan gedung perkantoran, hotel bintang lima, dan apartemen.

Seluruh proyek tersebut ditargetkan rampung pada 2018 mendatang. Selain proyek superblok TCC Batavia, Greenwood jugamenyelesaikan pembangunan Hotel Holiday Inn Express yang berlokasi di Pluit, Jakarta Utara. Hotel tersebut ditargetkan beroperasi sebelum akhir tahun ini.

Untuk mendukung rencana ekspansi tersebut, perusahaan akan menyiapkan belanja modal sebesar Rp 500 miliar. Sekitar Rp 350 miliar akan digunakan untuk mengakuisisi lahan yang berada di samping TCC Batavia seluas 3,2 hektare (ha). Jadi, luas lahan superblok TCC Batavia akan bertambah menjadi 5,4 ha.

Adapun pendanaan untuk ekspansi lahan itu akan diperoleh dari kas internal dan sisa dana initial public offering (IPO). Sekedar informasi, Greenwood masuk sebagai penghuni Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Desember 2011 lalu. Hingga Maret 2013, pendapatan GWSA tercatat sebesar Rp 22,66 miliar. Angka itu turun dari Rp 72,28 miliar di Maret 2012. Laba bersih pun anjlok 47,52%. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Amailia Putri