Stok menipis mendongkrak harga gabah



CIREBON. Harga beras di Cirebon merangkak naik sejak awal bulan ini. Beberapa faktor kenaikan diduga karena stok gabah di petani menipis. Kenaikan rata-rata Rp 500 per kilogram untuk semua jenis beras.

Akibatnya, beras dengan kualitas bagus menembus Rp 10.000 per kilogram dari semula Rp 9.500 per kilogram. Pedagang di Pasar Kramat, Kota Cirebon, Asih mengatakan, semua jenis beras mengalami kenaikan harga.

IR 64 kualitas sedang yang semula dijual Rp 7.500 per kilogram kini menjadi Rp 8.000 per kilogram. Sementara IR 64 kualitas bagus dari Rp 8.000 per kilogram menjadi Rp 8.500 per kilogram.


"Rojolele menjadi Rp 9.000 per kilogram, dan pandanwangi Rp 10.000 per kilogram. Semua rata-rata naik Rp 500 per kilogram," katanya.

Asih menduga kenaikan harga beras akibat stok gabah di petani menipis. Mengingat pertengahan Januari, ribuan hektar areal persawahan di Cirebon dan Indramayu terendam banjir hingga menyebabkan tanaman padi membusuk. Petani pun gagal panen dan sebagian harus menanam ulang karena padi yang baru berusia 1-2 pekan membusuk.

"Sepertinya stok gabah di petani menipis. Jika demikian, bisa jadi harga beras terus naik beberapa hari ke depan sampai musim panen di daerah lain (selain Cirebon dan Indramayu) tiba," kata Asih.

Pedagang beras di Pasar Pagi Kota Cirebon, Sri mengatakan, harga beras mulai ada kenaikan sedikit demi sedikit. Menurutnya itu wajar karena saat ini bukan musim panen.

Malah, kata dia, ribuan hektar sawah akan mengalami keterlambatan musim panen akibat harus menanam ulang setelah banjir menerjang. "Artinya musim paceklik akan lebih lama. Tapi mudah-mudahan stok dari kabupaten/kota lain lancar sehingga kami bisa berjualan lancar seperti biasa," ujarnya.

Sementara itu, Bulog Sub Divre Cirebon mengklaim stok beras aman untuk Kota/ Kabupaten Cirebon, Majalengka, dan Kuningan. Bahkan stok cukup hingga akhir tahun ini. (roh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri