KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang (KKPIBC) Zulkifli Rasyid mengungkap, harga beras terus naik sejak Agustus lalu. Zulkifli bahkan mengatakan, harga beras kini hampir mendekati harga eceran tertinggi (HET). Ia menjelaskan, harga beras medium saat Agustus lalu berada di angka Rp 8.300-Rp8.400 per kilogram (kg). Harga tersebut saja sudah dinilai cukup tinggi dari sebelumnya. Saat ini, kata Zulkifli harga beras medium naik menjadi Rp 9.200 per kg. Menurutnya saat ini di luar Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) sudah ada beras yang menyentuh harga Rp 12.000 hingga Rp 14.000 per kg.
Baca Juga: Beras Lokal Sedikit, Opsi Impor Dibuka "Sekarang harga beras medium untuk di pasar induk mencapai Rp 9.200, hampir memasuki HET yang tetapkan oleh pemerintah. Sebab beras yang mengalir dari daerah itu tidak ada. Satu-satunya beras yang bisa menyuplai untuk ke pasar induk itu adalah Bulog. Itupun kurang cukup," kata Zulkifli dalam Diskusi Virtual Pataka, Selasa (29/11). Ia juga mengatakan, stok beras di Bulog sekarang dikhawatirkan tidak cukup untuk menghadapi kondisi akhir tahun hingga Februari 2023. Zulkifli mempertanyakan langkah pemerintah untuk dapat mencukupi suplai beras ke PIBC. Pasalnya, PIBC merupakan barometer beras di seluruh Indonesia. Apabila PIBC menyatakan kekurangan stok beras, dikhawatirkan akan mempengaruhi pasar-pasar lainnya. Saat ini saja Zulkifli menyebut sudah ada pelaku usaha beras di daerah yang justru mencari beras di PIBC. Ia menceritakan, 10 hari lalu, pedagang beras di Pasar Induk Cipinang meminta suplai beras medium 500 ton dari Bulog. Sayangnya permintaan suplai sebesar hanya mampu dipenuhi 150 ton. Adapun kebutuhan Pasar Induk Cipinang rata-rata 2.500 ton atau 3.000 ton per hari. "Kondisi saat ini ya maaf saja jujur saya berkata, saya ajukan permohonan ke Bulog satu minggu atau 10 hari ajukan 500 ton aja, sekarang yang baru bisa dikeluarkan baru 150 ton. Jadi permintaan kami itu nggak bisa dicukupi oleh Bulog. Bagaimana nanti kita menghadapi bulan Desember Januari Februari?" ungkapnya. Berkaca pada hal tersebut, Zulkifli menyarankan agar ada kebijakan impor untuk memenuhi stok beras di Bulog.
Baca Juga: Kisruh Data Stok Beras Bulog dan Kementan Memanas "Jadi satu-satunya untuk mengambil langkah kita harus impor," kata Zulkifli. Ia mengatakan, kondisi saat ini sudah jelas bahwa pemerintah harus mempertimbangkan perlunya impor untuk pemenuhan stok di Bulog. Jika impor tak segera dilakukan, Zukifli mengkhawatirkan Indonesia akan mengulangi kondisi di tahun 2017-2018 silam. "Jangan sampai terjadi seperti tahun 2017, 2018, kemarin karena datanya tidak akurat tapi mengakibatkan fatal semuanya. Ini langkah yang tepat, kalau menurut kami adalah pemerintah harus segera untuk impor. Sebab kalau pemerintah tidak impor jawabannya wassalam, nanti kita sama-sama buktikan bulan Desember, Januari, Februari," ungkap Zulkifli. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi