KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak mentah masih bertahan di level tertinggi dalam sembilan bulan pada perdagangan hari ini. Sentimen positif bagi harga minyak datang setelah data pemerintah Amerika Serikat (AS) menunjukkan, penurunan stok minyak mentah AS pada pekan lalu. Sokongan bagi harga minyak semakin kuat setelah adanya kemajuan pada kesepakatan stimulus fiskal AS dan permintaan minyak dari kawasan Asia yang kuat. Kamis (17/12) pukul 12.00 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Februari 2021 menguat 45 sen atau 0,9% menjadi US$ 51,53 per barel.
Serupa, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Januari 2021 naik 46 sen, atau hampir 1%, ke level US$ 48,28 per barel. Baca Juga: Stok minyak AS turun, harga minyak meroket ke level tertinggi dalam sembilan bulan Kedua harga minyak acuan ini sudah mencapai level tertinggi sejak awal Maret. "Semua berita utama menjadi bullish untuk harga minyak," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York. "Stok AS membukukan penarikan yang lebih besar dari perkiraan, tiga kilang India beroperasi hampir pada kapasitas 100%, menunjukkan permintaan minyak mentah tetap kuat, dan tampaknya AS akan terus memberikan lebih banyak stimulus moneter dan fiskal, mengirim dolar lebih rendah dan sebagian besar komoditas lebih tinggi," jelas dia. Asal tahu saja, rabu (16/12), Energy Information Administration (EIA) merilis, persediaan minyak mentah AS turun 3,1 juta barel dalam sepekan hingga 11 Desember. Jumlah ini lebih tinggi dari ekspektasi analis yang memprediksi penurunan 1,9 juta barel. Harga minyak juga terkerek karena anggota parlemen AS mendekati kesepakatan pada paket pengeluaran bantuan virus senilai US$ 900 miliar pada hari Rabu dengan Demokrat dan Republik terdengar lebih positif daripada yang mereka miliki dalam beberapa bulan tentang menyelesaikan sesuatu.