Stok minyak AS turun, harga minyak capai level tertinggi lebih dari dua tahun



KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga minyak mentah jenis Brent bertahan di atas US$ 75 per barel pada perdagangan hari ini. Penguatan datang usai laporan industri tentang persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) memperkuat pandangan tentang pengetatan pasar karena perjalanan meningkat di kawasan Eropa dan Amerika Utara.

American Petroleum Institute (AS) melaporkan, stok minyak mentah AS turun lebih besar dari yang diperkirakan yakni 7,2 juta barel di pekan lalu. Sementara itu, angka inventaris resmi pemerintah dari  Energy Information Administration baru akan dirilis nanti malam. 

Rabu (23/6) pukul 15.45 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Agustus 2021 naik 1,1% menjadi US$ 75,62 per barel, setelah menyentuh level tertinggi sejak Oktober 2018 di US$ 75,64 per barel.


Setali tiga uang, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Agustus 2021 juga menguat 0,7% ke US$ 73,34 per barel dan mendekati level tertinggi sejak Oktober 2018.

"Tren penguatan minyak mendapatkan kembali momentumnya setelah semalam API memberikan latar belakang bullish," kata Stephen Brennock dari pialang minyak mentah PVM. 

Baca Juga: Harga minyak brent menuju level tertinggi tahun ini, berikut penyebabnya

Brent telah naik lebih dari 45% di tahun ini, didukung oleh pengurangan pasokan yang dipimpin oleh OPEC dan karena pelonggaran pembatasan virus corona yang meningkatkan permintaan. Beberapa eksekutif industri minyak bahkan berbicara tentang minyak mentah kembali ke US$ 100 per barel.

"Permintaan yang mendasari di pasar fisik berarti bahwa setiap koreksi yang lebih rendah akan tetap dangkal dan pendek," kata Jeffrey Halley, analis OANDA.

OPEC dan sekutunya, secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, bertemu pada 1 Juli. Mereka telah membahas pelonggaran lebih lanjut dari rekor penurunan produksi tahun lalu dari Agustus tetapi tidak ada keputusan yang dibuat mengenai volume pasti, dua sumber OPEC+ mengatakan pada hari Selasa.

Permintaan global akan meningkat lebih lanjut di paruh kedua tahun ini, meskipun OPEC+ juga menghadapi prospek peningkatan pasokan Iran.

Di sisi lain, pelemahan dolar AS juga ikut membantu penguatan harga minyak. Mengingat, koreksi the greenback membuat minyak mentah lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Selanjutnya: Harga CPO diproyeksi naik, Maybank Kim Eng Sekuritas turunkan proyeksi laba ICBP

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari