JAKARTA. Walau berhasil mencetak kenaikan pendapatan 11,2% di 2012, namun PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) menanggung penurunan laba bersih hingga 86,1%. Dalam keterangannya, Rabu (20/3), MEDC membukukan peningkatan penjualan dan pendapatan usaha sebesar 11,2% menjadi US$ 909,05 juta dari US$ 817,72 juta. Kontribusi terbesar atau sekitar 96% dari penjualan dan pendapatan usaha MEDC sepanjang tahun lalu masih berasal dari peningkatan penjualan minyak dan gas (migas). Penjualan dan pendapatan migas tumbuh 9,1%, dari US$ 800,5 juta di 2011 menjadi US$ 873,03 juta di tahun 2012. Pendorongnya adalah kenaikan harga minyak menjadi US$ 115,6 per barel, dari US$ 113,7 miliar per barel di 2011. MEDC juga sudah merenegosiasi kontrak gas dengan harga gas yang lebih tinggi. Rata-rata harga gas di 2012 mencapai US$ 4,03/MMBTU, sedangkan di 2012 baru US$ 3,8/MMBTU di tahun 2011.Di sisi lain, MEDC juga mendapat kontribusi melalui jumlah penjualan dan pendapatan kegiatan seluruh usaha non-migas yang mencapai US$ 36 juta. Pencapaian ini meningkat 109% dari tahun 2011 yaitu US$ 17,2 juta.Laba anjlokNamun dalam perjalanannya, MEDC harus menanggung beban pokok penjualan dan biaya langsung lainnya yang mencapai US$ 512,8 juta atau naik 9,85% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 466,8 juta. Laba kotor Medco juga tergerus beban penjualan, umum, dan administrasi yang mencapai US$ 140,04 juta. Angka ini naik 9,56% dari angka 2011 yang berjumlah US$ 130,55 juta.Selain itu, beban pajak penghasilan Medco bertambahm dari US$ 129,77 juta di 2011 menjadi US$ 156,34 juta tahun lalu.Dus, Medco hanya beroleh laba tahun berjalan dari operasi yang dilanjutkan di 2012 sebanyak US$ 24,19 juta. Bandingkan dengan setahun sebelumnya yang mencapai US$ 92,93 juta.Tak hanya itu, MEDC pun membukukan kerugian dari operasi yang dihentikan sebesar US$ 5,3 juta. Ini lantaran Medco telah menghapusbukukan sejumlah aset yang nilainya turun. Salah satunya, aset eksplorasi Merangin yang dikembalikan ke Pemerintah karena pengembangannya tak ekonomis.
- Pekerjaan EPC Senoro Upstream telah mulai di September 2012 dan mengalami kemajuan yang baik
- Proyek DSLNG mencapai tingkat penyelesaian EPC sebesar 71%, 10% lebih cepat dari yang dijadwalkan
- Pilot EOR Rimau telah menyelesaikan semua fasilitas dan memulai injeksi kimia pertama di Desember 2012
- Blok A sedang melakukan finalisasi kontrak EPC dan negosiasi harga gas yang lebih tinggi dengan pembeli gas (PIM dan PLN)
- Libya 47 membentuk perusahaan patungan (joint venture) yang terdiri dari MedcoEnergi dan mitra-mitra kerjanya, sebagai langkah lanjut Persetujuan Komersialisasi yang diterima di Desember 2011