JAKARTA. Perbankan tampaknya harus bekerja ekstra keras menjaga laba mereka tetap jumbo di tahun ini. Maklum, biaya dana membengkak akibat kenaikan suku bunga acuan alias BI rate. Perbankan terpaksa ikut mengerek suku bunga simpanan demi menggaet dana nasabah, setelah Bank Indonesia (BI) mengerek BI rate hingga 1,5% alias 150 basis poin sejak Juni lalu. Alhasil, biaya dana alias cost of fund melambung. Sementara, bank belum tentu berani menaikkan bunga kredit lantaran berisiko. Akibatnya, margin bunga bersih alias net interest margin (NIM) perbankan bakal menurun. Kalau ini terjadi, bank harus menyiapkan pencadangan yang diambil dari bagian laba. Ujung-ujungnya, laba bank bisa ikut turun.
Tak mau keuntungan merosot, perbankan pun menyusun pelbagai strategi. Bank Central Asia (BCA), misalnya, akan memperbesar porsi dana murah seperti tabungan dan giro. Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, menyampaikan strategi itu akan mencegah pembengkakan biaya dana. Sehingga, BCA bisa tetap meraup keuntungan. Strategi lain adalah mengucurkan kredit sesuai target yang telah ditetapkan. "Sejauh ini laba masih akan meningkat," kata Jahja optimistis. Sayang, Jahja enggan menyampaikan target pencapaian NIM pada akhir tahun. Yang jelas, berdasarkan laporan keuangan per Juni 2013, NIM BCA sebesar 6,0%, lebih tinggi ketimbang periode sama tahun 2012 sebesar 5,3%. Sementara, Bank Danamon juga menyusun strategi memupuk laba, meski pertengahan 2013 lalu tidak memperoleh keuntungan. Direktur Keuangan Bank Danamon, Vera Eve Lim, mengatakan akan menyesuaikan bunga kredit seiring peningkatan beban bunga. Demi menjaga biaya operasional, bank yang mayoritas sahamnya milik investor Singapura ini tidak berencana menambah cabang baru. Direktur Utama Bank Mayora Irfan Oeji mengakui, laba pada akhir tahun kemungkinan tidak besar, lantaran kenaikan biaya dana seiring kenaikan bunga simpanan. Irfan mengatakan, biaya dana saat ini cukup besar mencapai 6%. Ia memperkirakan, NIM Bank Mayora akan berada di level 4% hingga akhir tahun.
Untuk menggenjot pendapatan, Bank Mayora akan mendongkrak kenaikan fee income. Selain itu, Bank Mayora juga akan memperbesar sumber dana murah dari tabungan. Caranya, memberi hadiah kepada nasabah yang menyimpan dana di tabungan berjangka. Bank Mayora juga akan menyeleksi penyaluran kredit, sehingga menekan rasio kredit bermasalah. Tahun ini, Bank Mayora membidik penyaluran kredit sebesar Rp 2,2 triliun, tumbuh 62% dibandingkan tahun lalu. Bank Hana juga menempuh strategi menggenjot pendapatan non-bunga. Direktur Compliance Bank Hana, Bayu Wisnu Wardhana, mengatakan tidak bergantung pada sumber dana jangka panjang yang membutuhkan biaya besar. Karena itu, bank milik investor Korea Selatan ini memilih berutang ke luar negeri jangka panjang. "Diharapkan sampai akhir tahun rasio NIM masih 4%," kata Bayu. n Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: A.Herry Prasetyo