Strategi Bank Asing Bertahan di Segmen Bisnis Ritel Konsumen



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Persaingan bank asing berebut kue bisnis ritel di industri perbankan Indonesia memang kian sengit, pasalnya bank asing dinilai kalah saing dari bank-bank lokal terutama bank Himbara milik BUMN dan bank-bank swasta nasional yang sudah memiliki pangsa pasar lebih luas di dalam negeri.

Alhasil sejumlah bank asing berubah haluan dalam menentukan fokus bisnisnya dan memilih untuk menggarap segmen wholesale banking dengan menargetkan nasabah korporasi. Seperti Citibank dan juga Standard Chartered Bank yang mengalihkan bisnis ritel konsumennya kepada bank lain.

Di sisi lain meski bank-bank asing tersebut berubah haluan, namun beberapa bank asing maupun bank yang sahamnya dimiliki oleh asing yang masih tetap bertahan menjalankan bisnis ritel dan terus menggenjot pertumbuhannya saban tahun. 


Baca Juga: BFI Finance (BFIN) Berencana Terbitkan Obligasi Rp 6 Triliun di Tahun 2024

Pengamat perbankan, Senior Vice Presiden Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Trioksa Siahaan mengatakan dengan jumlah populasi Indonesia yang banyak dan ekonomi yang bertumbuh, membuat para perbankan masih gencar dalam mengincar segmen bisnis ritel.

Seperti PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) yang memiliki komitmen untuk menggenjot bisnis ritel dengan melakukan penguatan implementasi layanan perbankan dan non perbankan kepada nasabah individu mau pun bisnis untuk terus meningkat.

Asal tahu saja, baru-baru ini pada 14 November 2023 lalu, OCBC telah resmi memperkenalkan 'OCBC' sebagai nama merek dan logo terbaru yang berlaku di seluruh Indonesia.

"Perubahan ini merupakan penguatan implementasi dari komitmen tersebut," kata Direktur OCBC Indonesia, Andrae Krishnawan, kepada Kontan, Kamis (23/11).

Baca Juga: Prospek Ciputra Development (CTRA) Ditopang Skema Pengembangan Joint Operation

Andrae menyebut dengan Group sinergi ini tentunya akan semakin memaksimalkan konektivitas layanan antar negara melalui kapabilitas Grup OCBC regional yang tersebar di 19 negara dengan jaringan lebih dari 410 cabang, sehingga akan semakin meningkatkan privilege skala Regional bagi nasabah Indonesia.

"Kami akan melanjutkan proses transformasi yang mencakup transformasi yang didukung teknologi, melakukan penyelarasan antara sumber daya dan kapabilitas yang dimiliki Bank dengan teknologi pendukung untuk mencapai target bisnis, memperkuat branding dan komunikasi yang efektif," kata dia

Sementara itu, bank asal Malaysia ini misalnya, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) terbukti masih eksis menjalankan bisnis ritel bank di Indonesia. Bahkan CIMB Niaga menjadi salah satu bank dengan bisnis ritel terbesar.

Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan mengatakan pihaknya lebih aktif menargetkan segment bisnis ritel sejak beberapa tahun terakhir.

"Kami menjadi salah satu retail bank besar di Indonesia, dan telah menyumbangkan profitability dan return yang bagus untuk stakeholders," kata Lani kepada Kontan, Rabu (22/11).

Baca Juga: Investor Kakap Lepas Saham Perbankan, Begini Kata Analis

Lebih lanjut Lani bilang CIMB Niaga juga telah menyumbang baik sisi profitability, service dan juga inklusifitas keuangan bagi perekonomian Indonesia lewat berbagai produk ritelnya.

"Ke depannya kami sudah menetapkan strategi untuk untuk fokus di customer experience,  produk yang relevant," kata dia.

Editor: Noverius Laoli