Strategi bank asing bidik mikro via bank lain



JAKARTA. Bank Andara menerima fasilitas kredit senilai US$ 18,5 juta dari Citibank Indonesia. Pencairan kredit itu bertahap dalam enam bulan ke depan. Jangka waktu pinjaman selama empat tahun. Ini merupakan kerjasama perdana Bank Andara dengan bank yang berkantor pusat di Amerika tersebut.

Bank Andara akan meneruskan pinjaman ini ke sejumlah mitranya, yakni lembaga keuangan mikro (LKM), koperasi dan Bank Perkreditan rakyat (BPR). "Ini untuk menopang pertumbuhan kredit mikro yang diperkirakan mencapai Rp 1 triliun hingga akhir 2012," kata David Yong, Direktur Utama Bank Andara, Selasa (2/10).

Menurut hitungan Don E Johnston, Direktur Bank Andara, pinjaman dari Citibank akan mengalir ke 50 hingga 60 koperasi, BPR dan LKM, dengan rata-rata pembiayaan  Rp 1 miliar - Rp 2 miliar per institusi. Sebelumnya, bank milik Mercy Corps, International Finance Corporation (IFC) dan Hivos-Triodos Fond ini juga mengelola dana  Standard Chartered Bank dan Bank Ekonomi.


Per September 2012, Bank Andara telah menyalurkan kredit Rp 900 miliar, meningkat dua kali lipat dibandingkan posisi yang sama tahun lalu. Lonjakan ini tak lepas dari ekspansi manajemen ke Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan. Sebelumnya, hanya bermain di Jawa dan Bali.

Manajemen juga memperbanyak sektor yang dibiayai. Kredit kini tak hanya mengalir ke pedagang, juga ke petani dan distributor hasil bumi. "Dengan rata-rata kredit sekitar US$ 75 – US$ 100 dollar AS per debitur," imbuh dia.

Meski menyalurkan kredit lewat rekanan alias tidak langsung, Bank Andara berhasil menekan kredit bermasalah. Lihat saja rasio non-performing loan (NPL), jauh di bawah 1%. Ini berkat kehati-hatian menyeleksi mitra kerja dan sektor yang dibiayai. “Kami mempunyai early warning system untuk menjaga agar NPL tidak tinggi atau tetap di bawah 1%,” kata David.

Untuk memperkuat sumber pendanaan, Bank Andara mulai membidik deposan dengan setoran minimal Rp 500 juta. Saat ini kontribusi nasabah ritel atau perorangan masih di bawah Rp 100 miliar, dari total DPK senilai Rp 900 miliar per kuartal III-2012.

Citi Financial

Kunardy Lie, Head of Corporate and Investment Citi Indonesia menambahkan, pihaknya mencoba merangsang pertumbuhan kredit mikro lewat kerja sama ini. Sebelumnya, Citibank dan Overseas Private Investment Corporation (OPIC) juga menyalurkan kredit sejenis lewat Danamon Simpan Pinjan (DSP).

Sebelum merangkul Andara dan Danamon, Citibank menggarap sendiri sektor UMKM melalui unit Citi Financial. Ini seperti unit Danamon Simpan Pinjam dan Mitra Usaha Rakyat (MUR) Bank Tabungan Pensiunan Nasional.

Belakangan, Citibank meninggalkan pola tersebut dan memilih menyalurkan kredit mikro secara tidak langsung. "Kami ingin berkonsentrasi di kredit korporasi dan menjangkau kredit mikro melalui institusi," ujar Mona Monika, Corporate Affair Citi Indonesia.

Selain itu, dengan linkage program, Citibank dapat menjangkau nasabah di daerah-daerah terpencil. Cara ini jauh lebih efisien ketimbang set up bisnis sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: