Strategi Berinvestasi Reksadana saat Kondisi Suku Bunga Tinggi



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kondisi suku bunga tinggi yang berlangsung lama (higher for longer) dapat berdampak signifikan pada kinerja industri reksadana. Investor dapat menyesuaikan strategi dengan kondisi pasar untuk memaksimalkan imbal hasil.

CEO Pinnacle Investment Indonesia Guntur Putra menilai, reksadana kemungkinan akan tetap diminati dalam kondisi penuh kekhawatiran karena masih menjadi salah satu instrumen investasi yang relatif aman.

Kondisi suku bunga tinggi dapat mempengaruhi kinerja reksadana terutama yang memiliki investasi dalam saham dan obligasi.


Baca Juga: Manajer Investasi Adu Strategi Mengejar Target Dana Kelolaan Reksadana

Guntur mencermati dalam kondisi higher for longer, reksadana pendapatan tetap kemungkinan akan lebih diuntungkan daripada kelas aset reksadana lainnya. Sebab, suku bunga tinggi dapat memberikan imbal hasil yang lebih baik bagi pendapatan tetap.

“Suku bunga yang lebih tinggi dapat menyebabkan penurunan harga obligasi yang ada, tetapi juga dapat meningkatkan imbal hasil dari investasi tersebut,” jelas Guntur kepada Kontan.co.id, Jumat (22/9).

Namun, Guntur mengingatkan bahwa setiap reksadana memiliki karakteristik yang berbeda. Oleh karena itu, sektor tertentu seperti reksadana saham defensif atau reksadana infrastruktur juga bisa menarik perhatian dalam situasi ini.

Baca Juga: Pada Tahun Depan, Pasar Obligasi dan Rekasadana Punya Outlook Positif

Guntur berujar, strategi untuk memaksimalkan return dari investasi reksadana saat kondisi suku bunga tinggi tentunya akan kembali lagi pada tujuan masing-masing investor, jangka waktu, dan juga profil risiko investor. Namun, secara umum investor dapat mempertimbangkan beberapa strategi berikut.

Pertama, diversifikasi portofolio. Dimana investor sebaiknya mempertimbangkan untuk memiliki campuran beragam reksadana, termasuk reksadana pendapatan tetap dan reksadana saham, untuk mengurangi risiko.

Kedua, perhatikan durasi. Investor sebaiknya memilih produk reksadana dengan durasi yang sesuai dengan ekspektasi masing-masing terhadap pergerakan suku bunga. Reksadana dengan durasi lebih pendek mungkin lebih cocok jika ada perhatian tentang kenaikan suku bunga.

Baca Juga: OJK Berikan Sanksi Administratif Pada Maseri Aset Manajemen

Ketiga, pertimbangkan instrumen investasi lain. Investor disarankan untuk memasukkan instrumen investasi lain ke dalam portofolio selain reksadana.  Guntur bilang, saham individual, obligasi korporasi, atau real estate bisa dilirik, apabila memiliki tujuan investasi jangka panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli