Strategi Bisnis Wijaya Karya (WIKA): Sasar Proyek IKN hingga Genjot Penjualan Gesits



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menyiapkan sejumlah strategi untuk memoles kinerjanya di tahun ini. Tak hanya mengincar proyek infastruktur, WIKA menggeber pendapatan dari segmen non-konstruksi.

Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Agung Budi Waskito optimistis bisa mencapai target kontrak baru senilai Rp 39 triliun sampai tutup tahun 2022. Sekalipun realisasi hingga Agustus masih berada di angka Rp 18 triliun, atau setara 46,15% dari target.

Budi bilang, peluang WIKA mengantongi kontrak baru di sisa tahun ini masih terbuka. Pasalnya WIKA tengah mengikuti sejumlah lelang proyek, mulai dari Ibu Kota Negara (IKN) baru hingga proyek-proyek dari swasta.


"Kami optimistis 2022 bisa mencapai target. Dimulai adanya pembangunan IKN oleh pemerintah, kami yakin ada kebangkitan dari bisnis konstruksi, sehingga kontrak akan bisa terpenuhi," terang Budi dalam paparan publik, Selasa (13/9).

Baca Juga: IHSG Bakal Menguat, Intip Rekomendasi WIKA, RALS, dan TOWR dari Artha Sekuritas

Dari proyek IKN, WIKA sudah mengantongi dua kontrak baru dengan total nilai sekitar Rp 1,1 triliun. Bersumber dari proyek konstruksi jalan tol Kariangau - Simpang Tempadung dan proyek hunian modular untuk pekerja.

Selain itu, ada sejumlah tender yang sedang diikuti oleh WIKA pada lelang yang dilakukan oleh Kementerian PUPR.  "Memang target WIKA di IKN cukup besar, ini prioritas kami," imbuh Budi.

Secara bersamaan, WIKA juga memperbesar segmen non-konstruksi. Dalam hal ini Budi menyoroti prospek pengembangan bisnis motor listrik Gesits yang digarap lewat PT Wika Industri Manufaktur.

Budi menyebut, WIKA akan serius mengembangkan Gesits yang saat ini memiliki market share hingga 26% dari total motor listrik di Indonesia. WIKA akan memasarkan Gesits dengan dua strategi.

Pertama, memasok untuk kebutuhan BUMN dan kantor pemerintahan. Kedua, memperluas distribusi dan pemasaran secara ritel ke seluruh Indonesia melalui kerjasama dengan distributor.

Untuk memperluas pasar, WIKA merancang agar motor Gesits bisa dipasarkan dengan harga yang jauh lebih murah.  "Kami akan memproduksi motor yang jauh lebih murah daripada sekarang, sehingga bisa dijangkau oleh masyarakat," terang Budi.

WIKA akan bekerjasama dengan Holding Baterai Indonesia alias Indonesia Battery Corporation (IBC) untuk pemenuhan baterai. Pasalnya, baterai menjadi komponen dominan pada motor listrik dengan porsi 30%. 

Strategi Keuangan

Seiring dengan strategi bisnis, WIKA juga menyiapkan sejumlah jurus agar kondisi keuangan tetap sehat. Terlebih dengan adanya kenaikan harga material yang akan menggerus laba.

Budi menjelaskan, pada bulan Maret - April efek perang Rusia - Ukraina telah membuat harga material melonjak, seperti baja dan aspal. Kemudian saat ini, dibayangi oleh efek kenaikan harga BBM.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Adityo Kusumo membeberkan langkah adaptasi dengan memitigasi faktor naiknya harga material untuk tender yang sedang diikuti. Kemudian, mengupayakan skema eskalasi dari proyek yang sedang berjalan.

Baca Juga: Rekomendasi Saham Emiten BUMN Pasca Laporan Keuangan Semester I-2022

"Kami mengusahakan eskalasi kepada owner (proyek), mengingat kontrak ditandatangan tahun lalu, sebelum terjadi kenaikan harga bahan baku yang menimpa pada kuartal II tahun ini," jelas Adit.

WIKA juga berencana menerbitkan obligasi di tahun ini senilai Rp 2,5 triliun, yang akan dipakai kombinasi untuk refinancing dan modal kerja. Bond akan dibagi ke dalam dua jenis, yakni obligasi konvensional dan sukuk.

Dari sisi liabilitas, WIKA melakukan re-profiling agar memiliki cost of fund yang lebih stabil, seiring dengan kenaikan suku bunga. 

"Sehingga diharapkan tren kenaikan suku bunga dalam jangka menengah bisa kami redam dan mitigasi dampaknya bagi WIKA," terang Adityo.

Selanjutnya, WIKA akan meneruskan strategi asset recycling. Adapun sejauh ini WIKA telah melakukan dua divestasi, yakni jalan tol Kunciran - Cengkareng serta pada PT Prima Terminal Petikemas selaku operator Pelabuhan Belawan.

"Tahun ini juga ada satu atau dua lagi asset recycling yang akan kami lakukan. Tapi belum bisa disclosed. Aksi korporasi ini untuk memperbaiki neraca WIKA secara keseluruhan," tandas Adityo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi