JAKARTA. Demi mencetak imbal hasil (return) gemuk, manajer investasi punya strategi khusus dalam mengelola portofolio reksadana saham bervariasi. Salah satunya dengan teknik bottom up. Teknik ini sering digunakan oleh manajer investasi (MI) yang langsung mencari saham emiten dengan kriteria tertentu. PT First State Investment (FSI) Indonesia punya produk reksadana saham yang menggunakan teknik portofolio bottom up. Produk ini bernama First State IndoEquity Sectoral Fund yang diluncurkan pada 18 Januari 2005. Pemilihan menggunakan bottom up digunakan supaya aset dasar saham produk ini langsung sesuai dengan kriteria yang dibuat oleh tim riset FSI. Distribution Channel Manager FSI, Tandy Cahyadi mengatakan ada tiga kriteria pemilihan emiten untuk aset dasar produk ini. Pertama pendapatan usaha emiten yang cukup baik, kedua pengelolaan perusahaan yang professional serta terakhir dari segi valuasi harga saham yang cukup menarik. “Yang juga penting kapalitasasinya tidak terlalu rendah agar likuiditasnya bagus. Nanti percuma jika kinerja sudah bagus, tapi kami kesulitan menjual aset dasarnya. Kita mau yang likuid dan punya potensi bagus,” papar Tandy.
Strategi bottom up maksimalkan return reksadana
JAKARTA. Demi mencetak imbal hasil (return) gemuk, manajer investasi punya strategi khusus dalam mengelola portofolio reksadana saham bervariasi. Salah satunya dengan teknik bottom up. Teknik ini sering digunakan oleh manajer investasi (MI) yang langsung mencari saham emiten dengan kriteria tertentu. PT First State Investment (FSI) Indonesia punya produk reksadana saham yang menggunakan teknik portofolio bottom up. Produk ini bernama First State IndoEquity Sectoral Fund yang diluncurkan pada 18 Januari 2005. Pemilihan menggunakan bottom up digunakan supaya aset dasar saham produk ini langsung sesuai dengan kriteria yang dibuat oleh tim riset FSI. Distribution Channel Manager FSI, Tandy Cahyadi mengatakan ada tiga kriteria pemilihan emiten untuk aset dasar produk ini. Pertama pendapatan usaha emiten yang cukup baik, kedua pengelolaan perusahaan yang professional serta terakhir dari segi valuasi harga saham yang cukup menarik. “Yang juga penting kapalitasasinya tidak terlalu rendah agar likuiditasnya bagus. Nanti percuma jika kinerja sudah bagus, tapi kami kesulitan menjual aset dasarnya. Kita mau yang likuid dan punya potensi bagus,” papar Tandy.