KONTAN.CO.ID - Menjelang akhir tahun, penyerapan anggaran daerah biasanya cukup tinggi karena proyek banyak bergulir. Alhasil, pemerintah daerah pun menarik dananya di Bank Pembangunan Daerah (BPD) untuk mendanai proyeknya. Bank daerah juga sudah mengantisipasi berkurangnya dana pemerintah daerah yang ditempatkan di bank daerah. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (Bank Jatim), semisal, akan menggenjot pertumbuhan dana pihak ketiga untuk menjaga likuiditas.
"Kami terus meningkatkan produk tabungan dan deposito," kata Ferdian Satyagraha, Direktur Keuangan Bank Jatim kepada KONTAN, Senin (4/9). Salah satu produk tabungan yang menjadi andalan emiten bersandi saham BJTM ini adalah Tabungan Siklus. Sampai Juli 2017, pertumbuhan Tabungan Siklus mencapai 107,3% dari periode sama tahun 2016. Sedangkan seluruh tabungan dan deposito Bank Jatim per Juli 2017, masing-masing tumbuh 15% dan 6,2% dari setahun lalu. Lain lagi dengan Bank Sumut. Eddie Rizlianto Direktur Utama Bank Sumut menuturkan, ada sejumlah alternatif pendanaan bagi kebutuhan likuiditas, di antaranya dengan menerbitkan
negotiable certificate deposit (NCD),
medium term notes (MTN), pinjaman antar bank dan pinjaman institusi non bank. "Alternatif pendanaan disesuaikan dengan besarnya kebutuhan likuiditas dan biaya dana," ujar Eddie kepada KONTAN. Muhammad Adil, Direktur Utama Bank Sumsel Babel menyatakan penarikan dana pemda kian besar.
"Penarikan dana pemda sampai akhir 2017 cenderung tinggi, terkait penyerapan anggaran," tutur Adil. Tanpa menyebut detail antisipasinya, dia bilang, sejak awal tahun, pihaknya telah gencar menghimpun dana masyarakat. Sampai Juli 2017 sejumlah bank mencatat porsi penempatan dana pemda terhadap total DPK yang cukup tinggi. Porsi dana pemda di Bank Jatim misalnya, mencapai 29% atau bernilai Rp 13 triliun. Sampai akhir tahun, rasio likuiditas (LDR) Bank Jatim diperkirakan mencapai 91% dari saat ini yang hanya 68%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dessy Rosalina