KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah pelaku usaha Bank Pembangunan Daerah (BPD) mengatakan kredit produktif masih menjadi penyumbang non performing loan (NPL). Ke depan, BPD siap melakukan sejumlah perbaikan. Data OJK menyebutkan, realisasi kredit produktif BPD mencapai Rp 116,8 triliun atau naik 9,93% per Oktober 2017. Sedangkan NPL-nya disumbang oleh dua segmen, yakni modal kerja dengan besaran 9,7% dan investasi 7,58%. PT Bank Sumut misalnya, menyebut dari total NPL akhir 2017 sebesar 4,39%, mayoritas berasal dari kredit produktif. Kata Direktur Utama Bank Sumut Edie Rizliyanto, saat ini porsi kredit produktif berkisar 37%. Sebagian besar ada di segmen korporasi, utamanya kredit sindikasi. "Memang benar di BPD banyak NPL dari kredit produktif, kesalahannya kebanyakan karena masalah pengalaman," ujar Edie, kepada KONTAN, Minggu (14/1).
Strategi BPD memperbaiki kualitas kredit
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah pelaku usaha Bank Pembangunan Daerah (BPD) mengatakan kredit produktif masih menjadi penyumbang non performing loan (NPL). Ke depan, BPD siap melakukan sejumlah perbaikan. Data OJK menyebutkan, realisasi kredit produktif BPD mencapai Rp 116,8 triliun atau naik 9,93% per Oktober 2017. Sedangkan NPL-nya disumbang oleh dua segmen, yakni modal kerja dengan besaran 9,7% dan investasi 7,58%. PT Bank Sumut misalnya, menyebut dari total NPL akhir 2017 sebesar 4,39%, mayoritas berasal dari kredit produktif. Kata Direktur Utama Bank Sumut Edie Rizliyanto, saat ini porsi kredit produktif berkisar 37%. Sebagian besar ada di segmen korporasi, utamanya kredit sindikasi. "Memang benar di BPD banyak NPL dari kredit produktif, kesalahannya kebanyakan karena masalah pengalaman," ujar Edie, kepada KONTAN, Minggu (14/1).