KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BUMA Internasional Grup Tbk (DOID) bersiap memanen hasil akuisisi dan perolehan kontrak yang didapat pada tahun lalu. Emiten yang sebelumnya bernama PT Delta Dunia Makmur Tbk ini telah agresif menggelar akuisisi perusahaan tambang di luar negeri. Melalui sejumlah entitas usahanya, pada tahun 2024 DOID menggelar tiga aksi akuisisi di Amerika Serikat (AS) dan Australia. Pertama, DOID melalui Grup PT Bukit Makmur Internasional (BUMA International) mengakuisisi Atlantic Carbon Group, Inc (ACG) senilai US$ 122,4 juta. ACG memiliki tambang antrasit berkadar sangat tinggi atau Ultra-High-Grade (UHG) di Pennsylvania, AS. Antrasit UHG merupakan komoditas penting untuk produksi baja rendah karbon.
Kedua, penyertaan saham sebanyak 19,9% pada 29Metals Limited, perusahaan tambang tembaga dan seng asal Australia. Aksi dengan nilai transaksi AUD 62 juta ini dilakukan melalui Bukit Makmur Mandiri Utama Pte. Ltd. (BUMA SG) dan BUMA Austalia, yang masing-masing memegang 19,3% dan 0,6% pada 29Metals. Ketiga, DOID melalui BUMA International sedang dalam proses mengakuisisi 51% saham di Dawson Complex, salah satu tambang batubara metalurgi terbesar di Australia. DOID telah mengadakan perjanjian mengikat dengan Peabody dengan nilai transaksi senilai US$ 455 juta. Baca Juga: Anak Usaha BUMA Internasional (DOID) Tuntaskan Penerbitan Sukuk Rp 2 Triliun Direktur BUMA International Group, Iwan F. Salim mengungkapkan akuisisi terhadap ACG selesai pada Juli dan penyertaan saham pada 29Metals tuntas pada 27 Desember 2024. Sedangkan proses akuisisi terhadap Dawson Complex ditargetkan selesai pada kuartal II-2025. Saat ini akuisisi Dawson Complex dalam proses persetujuan dari otoritas pemerintah Australia. "Kami estimasi enam bulan sejak November lalu. Ini proses yang normal, rata-rata begitu. Jadi asumsi kami selesai di kuartal kedua tahun ini," ungkap Iwan dalam media meeting, Senin (24/3). Iwan optimistis, langkah agresif dalam melakukan ekspansi secara anorganik ini bakal mendongkrak kinerja dan menopang pertumbuhan jangka panjang DOID. Hanya saja, Iwan belum membuka bagaimana proyeksi kinerja keuangan DOID setelah tiga aksi akusisi tersebut terkonsolidasi. Iwan menegaskan, kontribusi terhadap pendapatan dan laba DOID juga akan bergantung dari dinamika harga komoditas. "(Kontribusi) ini berkaitan dengan harga komoditas. Kami tidak bisa membaca harga ke depan. Tapi kami sangat percaya diri, akuisisi ini akan membuat kami lebih kuat dibandingkan sebelumnya," terang Iwan. Dalam keterbukaan informasi sebelumnya, dengan bergabungnya ACG, pendapatan Grup DOID diproyeksikan akan bertambah sebesar US$ 120 juta - US$ 130 juta per tahun dari 2024 hingga 2028. Estimasi ini dengan asumsi harga antrasit UHG bisa mencapai level US$ 250 per ton. Iwan juga berharap Dawson Complex bisa memberikan kontribusi yang signifikan. Dia menggambarkan, ketika harga batubara metalurgi berada di level tinggi pada tahun 2021-2023, Dawson Complex bisa menghasilkan sekitar AUD 2,5 miliar. Ke depan, Iwan tak menutup kemungkinan DOID akan melakukan aksi akuisisi lanjutan jika ada aset yang sesuai kriteria. Adapun, kriteria yang dimaksud adalah aset yang dapat mendorong diversifikasi pendapatan DOID di luar bisnis batubara thermal. Iwan bilang, DOID ingin mencapai proporsi pendapatan yang berimbang dari segmen bisnis batubara thermal dan non-batubara thermal pada tahun 2028. Sebagai gambaran, pada tahun 2023 proporsi pendapatan dari non-batubara thermal masih di level 24%.